Jakarta, Aktual.com — Pengamat ekonomi politik, Ichsanuddin Noorsy menilai upaya yang dilakukan pemerintah Jokowi dengan menambah utang luar negeri hanya akan menambah tingkat invasi di dalam negeri. Pasalnya, dari era orde baru sampai hari ini, persyaratan utang ke luar negeri tidak pernah berubah. Dia pun menilai ada dampak invasi di setiap pinjaman yang diberikan luar negeri.
“Dari era Soeharto sampai sekarang tidak berubah persyaratannya. Di balik utang luar negeri dan investasi, terjadi invasi yang lembut,” kata Noorsy dalam dikusi yang bertajuk Jokowinomics Gagal? di Salemba, Jakarta Timur, Sabtu (19/9)
Dirinya mencontohkan, apa yang terjadi dengan efek samping utang luar negeri adalah invasi yang lembut karena dalam setiap pinjaman tentunya ada persyaratan negara pendonor.
“Contoh yang paling nyata adalah undang-undang migas, itu bukti invasi. Misalnya anda saya kasih pinjaman, tapi saya minta ini ya, minta itu ya,” ungkapnya
Menurutnya, apa yang dilakukan Jokowi dengan mencari utang ke negara tetangga seperti Arab Saudi dan lainnya hanya akan menambah nilai invasi, meskipun invasi dalam pinjaman itu terbilang lembut.
“Kita sedang mengulang cara-cara neoliberal,” cetusnya
Lebih lanjut, Noorsy mempertanyakan apakah kepergian presiden Jokowi dalam mencari pinjaman sudah menjalankan trisaksti dan nawacitanya. Menurutnya itu hanya mimpi yang tidak terwujud.
“Pertanyaan besarnya, apakah dia pergi mencari utang ke Saudi dan ke Amerika. Apa memenuhi trisaktinya, enggak itu mimpi. Berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi itu mimpi,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka