Jakarta, Aktual.com — Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyatakan akan melakukan pembelian pesawat Sukhoi jenis terbaru SU-35 pada tahun 2016.
Menurut Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akan membeli sebanyak 12 pesawat Sukhoi dengan alokasi anggaran sebesar USD840 juta.
“Dimana setiap tahun APBN, mulai dari tahun 2016 -2019 mengalokasi anggaran untuk pembelian sukhoi sebesar USD200 juta per tahun untuk pengadaan 3 pesawat Sukhoi,” ujar Uchok melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (22/10).
Terkait hal itu, pihaknya meminta kepada Komisi I DPR yang saat ini sedang membahas anggaran Sukhoi agar jangan hanya memberikan stempel menyetujui anggaran untuk pembelian Sukhoi sebesar USD840 juta.
Yang lebih penting, kata dia, adalah DPR mendorong Kemenhan untuk tidak melalui pihak ketiga atau melalui broker seperti yang pernah dilakukan PT Trimarga Rekatama dalam pengadaan Suhkoi tersebut.
“Kalau terus menerus pengadaan Sukhoi dilakukan oleh PT Trimegah Rekatama, alokasi untuk pembelian Sukhoi setiap tahun sebesar USD200 juta, maka akan ada potensi kehilangan uang negara sebesar 15-20 persen sebagai imbalan dalam dugaan bentuk fee,” tegas Uchok.
Maka dari itu, DPR harus mendorong Kemenhan dalam pengadaan Sukhoi dalam skema perjanjian antara negara (G to G). Pasalnya, proyek pengadaan Sukhoi nilainya sangat besar sekali, dan jika tetap melalui broker maka tidak ada penghematan dalam pembelian Sukhoi.
“Malahan yang ada, adalah dugaan mark up anggaran. Dimana, harga satu sukhoi dlm alokasi anggaran sebesar USD70 juta, maka bisa bisa kemhan membeli dari broker sampai sebesar USD98 juta,” cetusnya.
Uchok mengingatkan panglima TNI dan TNI AU mendukung pembelian Sukhoi harus melalui perjanjian antara negara, bukan melalui broker. Pasalnya, perwakilan Sukhoi ada juga di Indonesia, yakni JSC Rosoboronexport Rusia.
Artikel ini ditulis oleh: