Jakarta, Aktual.com – Center for Budget Analysis (CBA) mencatat setidaknya ada 12 proyek bermasalah terkait pengadaan souvenir yang dijalankan Kementeria Pariwisata (Kemenpar), di mana 1 proyek dijalankan di tahun 2017 dan 11 proyek lainnya masuk tahun anggaran 2018.

Pertama, jelas Koordinator Investigasi CBA, Jajang Nurjaman; terdapat dua proyek pengadaan Souvenir senilai Rp 5,9 miliar lebih yang dimenangkan oleh PT. Grahita Giri. Perusahaan ini menjalankan Pengadaan Souvenir Promosi Pariwisata Indonesia Apparel Mancanegara di tahun 2017, anggaran yang dihabiskan sebesar Rp2.455.000.000. Serta Pengadaan Souvenir dan Merchandise Wardorbe di tahun 2018 senilai Rp3.455.000.000.
.
Kedua, proyek pengadaan souvenir yang dimenangkan oleh PT. Loka Indira Arta. Perusahaan ini juga memenangkan dua proyek sekaligus untuk tahun anggaran 2018. Yakni Pengadaan Souvenir dan Merchandise Mass nilai proyek sebesar Rp558.500.000, serta Pengadaan Souvenir dan Merchandise Outdoor senilai Rp1.372.500.000.

Selanjutnya, dua proyek yang dimenangkan oleh CV. mega karya dinamika di tahun 2018, yakni Pengadaan Souvenir Promosi Massal senilai Rp1.153.000.000 serta Pengadaan Souvenir dan Merchandise Elektronik senilai Rp1.325.000.000.

Selain itu, CV. Cahaya tirta baruna juga memenangkan dua proyek sekaligus di tahun 2018, yakni Pengadaan Souvenir Promosi Apparel senilai Rp1.467.000.000 serta Pengadaan Souvenir Promosi Pariwisata Indonesia Travel and Outdoor senilai Rp1.244.050.000.

Adapun sisanya, dua proyek pengadaan souvenir masih dimenangkan oleh perusahaan yang sama CV. Mega Karya Dinamika yakni Pengadaan Souvenir Promosi Massal senilai Rp1.153.000.000, ditambah Pengadaan Souvenir dan Merchandise Elektronik senilai Rp1.325.000.000. Terakhir 1 proyek Pengadaan Souvenir Promosi Pariwisata Indonesia T-Shirt dam Polo Shirt senilai Rp903.650.000. proyek ini dimenangkan oleh PT. Sarimakarti Sukses Mandiri.

“Dalam pelaksanaan 12 proyek itu, kami menduga ada permainan kotor sejak proses lelang. Hal ini terlihat dari nilai proyek yang disepakati pihak Kemenpar dengan pemenang proyek sangat tidak wajar, ditambah terdapat perusahaan favorit Kemenpar yang selalu menang meskipun tawaran yang diajukan tidak wajar. Contohnya Pengadaan Souvenir dan Merchandise Wardorbe yang dimenangkan oleh PT. Grahita Giri senilai Rp 3,4 miliar lebih, angka ini kelewat mahal. Padahal anggaran yang diperlukan seharusnya tidak lebih dari Rp 3,1 miliar, begitupun 11 proyek lainnya kami temukan hal yang sama,” tutur Jajang, Minggu (2/9).

Akibat hal tersebut, tegas Jajang, dalam 12 proyek senilai Rp13.933.700.000 ditemukan potensi kebocoran mencapai Rp 2,7 miliar.

“Ini sangat mengkhawatirkan, karena proyek pengadaan Souvenir merupakan kegiatan yang selalu ada setiap tahunnya, besar dugaan proyek ini merupakan ladang bancakan oknum Kemenpar yang kelewat rakus. Berdasarkan temuan ini, CBA mendorong pihak berwenang khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menindaklanjuti kasus,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta