Palembang, Aktual.com – Ketua Kontingen (Chief de Mission/CDM) Malaysia Dato Seri Abdul Azim Mohd Zabidi, menyayangkan pesilat Malaysia Mohd Al Jufferi Jamari melakukan aksi Walk Out (WO) dalam pertandingan silat partai final kelas E (65-70 kilogram).
“Saya tidak tahu mengapa Jufferi melakukan itu. Tetapi kebiasannya, kita di satu pertandingan sepak takraw pernah protes, saat pertandingan Malaysia lawan Singapura protes karena harusnya bola masuk, namun dinyatakan tidak, kita protes namun tidak dikabulkan tapi kita teruskan main dan tidak tinggalkan gelanggang,” kata Abdul Azim di Sriwijaya Promotion Centre, Palembang, Senin (27/8).
Kejadian WO Jufferi dari pertarungan silat tersebut terjadi di padepokan pencak silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Indonesia, Senin (26/8), saat dirinya bertarung di partai final dan ditaklukan pesilat Indonesia Komang Harik Adi Putra, walau pertandingan tinggal menyisakan satu menit.
Dari informasi yang dihimpun, seusai pertandingan, Al Jufferi terdengar berteriak-teriak memaki juri yang menurutnya tak adil. Selang beberapa detik kemudian terdengar suara keras di ruang pemanasan atlet.
Sambil bertelanjang dada, terlihat Al Jufferi menendang dinding eternit pembatas hingga jebol. Sesekali dia meneriakkan syahadat dan takbir.
“Ya itu protes karena ada keberatan dengan keputusan dari wasit karena tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dan atas apa yang diperbuatnya itu kami setuju atau tidak, kami tidak bisa berkomentar karena saya tidak mendapat laporan penuh atas kejadian tersebut dan saat ini saya hanya menunggu laporan silat dari Jakarta,” ujar Abdul Azim.
Kendati demikian, Abdul Azim mengklaim apa yang diperbuat oleh Al Jufferi memiliki kemungkinan tidak akan menimbulkan masalah karena rekaman kejadian tersebut telah disaksikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
“Saya melihat rekaman videonya, kemungkinan tidak masalah karena itu diperbuat di hadapan juri, presiden silat Asia, OCA, semua oke saja,” katanya menambahkan.
Sementara itu atas kejadian WO dan peluapan kekesalan yang berlebihannya, Al Jufferi sudah meminta maaf di hadapan awak media. Dia menuturkan pelampiasan itu dilakukannya lantaran tidak menerima perlakuan juri yang menurutnya tak adil.
“Saya tidak ada masalah dengan pesilat Indonesia atau pendukung Indonesia. Yang saya kesal yaitu juri, terutama juri 1 dan 3. Sebagai pesilat saya merasa tak dihormati,” tuturnya kala itu.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: