Jakarta, Aktual.co — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengakui sampai saat ini pemerintah Indonesia tidak bisa mencekal warga negara yang berniat pergi ke timur tengah, meski ada ketakutan bisa bergabung ke kelompok ISIS.
Dia menyebut, terdapat sekitar 500 orang dengan gelombang pemberangkatan yang cukup besar telah hijrah dari Indonesia ke beberapa negara di timur tengah.
“Gelombangnya cukup besar, baik karena prinsip ideologi maupun bersifat pragmatis (ekonomi). Ini harus dicegah. Yang 16 kemarin mau dicegah kan repot,” beber Tjahjo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/3).
Demikian pula untuk warga negara asing, tercatat setidaknya 100 orang lebih berada di Poso dengan maksud mendoktrin jihad. Sebagai upaya antisipasi meluasnya doktrin ISIS, Tjahjo menegaskan perlunya diperluas kewenangan imigrasi.
“Sehingga ada kewenangan imigrasi untuk mencegah WN kita yang niatnya ingin bergabung, jangan sampai kepolisian, pihak-pihak terkait akan terganggu,” timpalnya.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri , Kombes Rikwanto mengungkapkan hingga kini pemerintah masih mengupayakan deportasi terhadap 16 WNI yang ditangkap otoritas Turki saat hendak menyeberang ke Syuriah.
Meski demikian, Rikwanto memastikan interogasi terhadap ke 16 WNI yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak tersebut saat ini tengah dilakukan.
“Masih proses (deportasi), itu salah satu alternatif. Keinginan mereka menetap di sana. Interogasi sudah dilakukan,” ujar Rikwanto.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby