Purwokerto, Aktual.com — Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) perlu memaksimalkan stok bahan pangan untuk bisa didistribusikan kepada masyarakat, kata anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah.
“Dengan demikian, masyarakat akan terbantu ketika harus belanja, harganya sesuai dengan harapan,” katanya usai melakukan inspeksi mendadak di Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (11/6).
Pasar Manis merupakan salah satu pasar rakyat yang peletakan batu pertama dan peresmian pembangunan tahap pertamanya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena masuk dalam Program Revitalisasi 1.000 Pasar Rakyat Tahun 2015.
Lebih lanjut, Erma (panggilan akrab Siti Mukaromah) mengatakan berdasarkan pantauan, harga daging sapi belum bisa sesuai dengan harapan Presiden Jokowi yakni sebesar Rp80.000 per kilogram.
“Setelah dicek di lapangan, ternyata masih Rp120.000 per kilogram dan belum ada tanda-tanda kalau harga itu akan turun karena dari tempat pemotongan hewan harganya sudah tinggi, otomatis belum bisa diharapkan akan turun secara signifikan terutama di Kabupaten Banyumas,” kata anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII (Banyumas dan Cilacap) itu.
Terkait hal itu, dia mengatakan pihaknya akan mencoba untuk mempertanyakan permasalahan harga daging sapi tersebut kepada Kementerian Perdagangan.
Selain harga daging sapi, kata dia, harga daging ayam potong juga beranjak naik dan telah mencapai Rp35.000 per kilogram.
“Harapannya, kalau bisa harganya bisa turun, kalau tidak bisa, minimal harganya tetap,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, peternak harus didorong agar bisa memberikan penawaran harga kepada penyalur dan pedagang di pasar.
Dia mengharapkan harga daging ayam potong tidak terlalu tinggi karena merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat.
Menurut dia, pemerintah harus benar-benar konkret dalam upaya menekan lonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat, salah satunya dengan menyiapkan stok secara maksimal.
“Stok yang ada di Bulog harus betul-betul maksimal sehingga ketika masyarakat membutuhkan, bisa dijual kepada masyarakat dan usahakan jangan sampai ada penimbunan. Bulog bisa mendorong agar barang-barang atau stok yang ada di mereka bisa dimaksimalkan untuk didistribusikan kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa belanja sesuai dengan harga yang diharapkan,” tegasnya.
Disinggung masalah daging impor, Erma mengatakan berdasarkan rapat dengar pendapat dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan beberapa pihak lainnya diketahui bahwa sebenarnya Indonesia merupakan negara yang memiliki ketercukupan stok bahan pangan, salah satunya daging sapi.
Menurut dia, sapi-sapi hidup banyak terdapat di Jawa, Madura, Nusa Tenggara, dan beberapa pulau lainnya.
“Bahkan, Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa stok daging kita sesungguhnya cukup. Jadi, artinya ketika Kementerian Perdagangan akan impor (daging sapi), itu menjadi sebuah hal yang dipertanyakan ulang dan sampai hari ini, dua hari lalu kami melakukan rapat dengar pendapat dengan Kementerian Perdagangan, itu belum ada jawaban yang signifikan untuk melakukan impor,” katanya.
Menurut dia, pedagang banyak yang pesimistis harga daging sapi bisa turun hingga Rp80.000 per kilogram sesuai harapan pemerintah, karena sampai saat ini masih mencapai Rp120.000 per kilogram.
Kendati pihaknya belum melakukan inspeksi ke pasar-pasar di Jakarta, dia mengatakan berdasarkan informasi dari sejumlah pihak, harga daging sapi di Jakarta sudah mencapai angka Rp89.000 per kilogram.
“Kita butuh kajian, apakah yang Rp80.000-Rp89.000 per kilogram itu betul-betul daging segar ataukah daging yang sudah siap jual beberapa waktu lalu. Ini yang saya pikir perlu dikaji, karena bisa jadi itu daging yang sudah dibekukan,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berencana untuk kembali menggelar rapat dengar pendapat dengan Kementerian Perdagangan dalam waktu dekat.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan