Bogor, Aktual.com —Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan membanguan enam cekungan penampung air dan satu waduk untuk antisipasi bencana kekeringan yang melanda 18 kecamatan dan 59 desa di wilayah Kabupaten Bogor.

“Demi membantu ketersediaan air untuk persawahan, Pemkab Bogor akan membuat enam cekungan penampung dan satu waduk di Cijurai, Kecamatan Tanjungsari,” Kata Bupati Bogor, Nurhayanti, Rabu (29/7).

Ia mengatakan akibat bencana kekeringan tahun 2015 ada 2.300 hektare sawah yang alami gagal panen dan 7.000 hektare terancam gagal panen.

“Untuk minghindari sawah-sawah petani kembali gagal panen, kami akan membuat waduk di Cijurai dan embung di daerah sentra pertanian, seperti Jonggol, Cariu, Sukamakmur, Tanjungsari, Ciampea, dan Tanjungari,” katanya.

Pemkab Bogor bersama Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, anggota DPR RI dari dari daerah pemilihan Bogor serta Gubernur Jawa Barat akan membantu pembuatan cekungan penampungan dan waduk agar disetujui pemerintah pusat.

“Kami akan rencanakan dulu rancangan embung dan waduk, lalu perkirakan berapa anggaran yang dibutuhkan dan lalu diusulkan ke pemerintah pusat melalui anggota DPR,” katanya.

Ia mengatakan walaupun Bogor mengalami gagal panen hasil pertanian, tetapi ketersedian padi untuk pangan di Kabupaten Bogor masih aman.

“Ketersedian beras untuk masyarakat, Pemkab Bogor kami tidak hanya mengandalakan dari hasil tani Kabupaten Bogor tetapi dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur,” katanya.

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Bogor akan memberikan bantuan 5.000 ton bibit padi kepada petani yang mengalami gagal panen.

“Bantuan bibit padi tersebut akan diberikan kepada para petani saat mereka memasuki masa tanam mundur (tandur) atau saat musim hujan,” kata Kepala Distanhut Kabupaten Bogor Sity Nurianty.

Ia mengatakan bantuan bibit padi itu akan diberikan kepada kelompok tani di Jonggol, Cariu, Tanjungsari dan Sukamakmur.

“Kekeringan terparah pada tahun 2015, terjadi di empat kecamatan dan bantuannya berupa 5.000 ton bibit padi sedangkan untuk jenis padinya disesuaikan dengan kebiasaan petani,” katanya.

Ia mengharapkan hujan turun di Kabupaten Bogor, khususnya di wilayah timur karena akibat kekeringan ada sekitar 13.800 ton padi gagal panen di sentar tani Kabupaten Bogor.

“Kalau hujan tidak turun rutin dalam sebulan di empat kecamatan maka 28.000 ton padi akan gagal panen karena 7.000 hektare yang terancam gagal panen biasanya menghasilkan empat ton per hektare,” katanya.

Menurut, Kepala Seksi Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Aksomo bencana kekeringan yang terjadi sejak bulan Juni dan masih terus terjadi hingga hari ini. Tetapi di wilayah selatan, barat, utara dan tengah seperti Cibinong, Sukaraja dan Bojonggede sudah mengalami hujan ringan.

Budi menjelaskan, dari 18 kecamatan yang mengalami kekeringan ada empat kecamatan yang terparah yaitu Jonggol Cibungbulang, Ciariu dan Ciampea dari setiap kecamatan ada dua atau tiga desa mengalami krisis air bersih.

“Untuk mengatasi kebutuhan air bersih, BPBD sudah menyalurkan air bersih tetapi masih ada kekurangan truk tangki air untuk memasok air bersih ke berbagai wilayah di Kabupaten Bogor yang memilki 40 kecamatan dan 434 desa dan kelurahan,” katanya.

“Saya berharap belajar dari pengalaman kemarau tahun ini, Pemkab Bogor dan DPRD merealisasikannya anggaran untuk truk tangki air bersih saat musim kemarau tiba tahun berikutnya minimal BPBD dapat tambahan empat unit,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid