Jakarta, Aktual.com — Dalam penelitian tentang regenerasi petani di Indonesia yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI), memfokuskan terhadap masalah regenerasi petani yang dilakukan di tiga desa di wilayah eks karesidenan Surakarta yaitu Sragen, Klaten dan Sukoharjo.

Berdasarkan hasil pengamatan atau penelitian sementara, menurut peneliti pusat kependudukan LIPI, YB Widodo, modernisasi yang dijalankan melalui keluarga, sekolah, sawah, dan aktivitas non-pertanian telah membentuk pemuda pedesaan sebagai sumber daya manusia (SDM) yang bersifat modern.

“Pemuda pedesaan yang modern ini berpengaruh terhadap perilaku mobilitas penduduk usia muda di pedesaan melalui fenomena migrasi dari desa ke kota yang pada akhirnya berdampak ditinggalkannya pertanian skala kecil di pedesaan,” kata YB Widodo, peneliti dari pusat penelitian kependudukan LIPI, kepada Aktual.com, dalam acara diskusi publik dan pemutaran film dokumenter, kantor LIPI, Jakarta, Jumat (2/10).

Selain itu, peneliti LIPI lainnya, Gutomo Bayu Aji mengatakan, agar regenerasi petani berjalan dengan baik, pemerintah bersama-sama dengan sektor swasta dan masyarakat sipil perlu menciptakan variasi lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan pemuda di wilayah pedesaan.

“Peninjauan kurikulum pendidikan sekolah di tingkat dasar juga perlu dilakukan agar tidak mengasingkan anak-anak, remaja dan pemuda desa dari lingkungan tempat hidupnya dan agar mereka menjadi kreatif,” ujarnya.

Selanjutnya, Gutomo mengusulkan teknologi serta variasi teknik budidaya pertanian yang harus dilestarikan serta dikembangkan.

Sasarannya, kata ia, dari kalangan pemuda pedesaan terutama pada situasi media lahan pertanian yang terbatas dengan variasi jenis tanaman pangan dan non-pangan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

“Bila itu berjalan dengan baik, maka krisis regenerasi petani di Indonesia bisa ditanggulangi,” kata Gutomo menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: