Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN RI Nopian Andusti dalam suatu acara di Padang untuk mengedukasi remaja untuk tidak nikah dini. ANTARA/Frislidia.

Pekanbaru, aktual.com – Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN RI Nopian Andusti mengatakan keberadaan duta genre salah satu solusi untuk mencegah terjadi pernikahan dini di kalangan remaja di Tanah Air.

“Jumlah remaja Indonesia mencapai 75,493 juta orang atau mencapai 27,94 persen dari 270 juta jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data Sensus Penduduk Tahun 2020,” kata dia dalam keterangan di Pekanbaru, Sabtu (10/2).

Dia menjelaskan bahwa ini terkait dengan masih adanya remaja yang menjalani pernikahan dini di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Batusangkar, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Riau.

Menurutnya, remaja yang menikah pada usia dini berisiko tinggi untuk mengalami perceraian karena kesiapan mereka secara fisik dan mental belum tercapai, sementara orang tua seringkali masih menginginkan agar anak-anak mereka menikah pada usia muda karena alasan takut anak mereka akan menjadi perawan tua atau sulit menemukan pasangan.

Dia menekankan bahwa pandangan seperti ini perlu berubah karena pernikahan seharusnya dilakukan saat kedua belah pihak siap secara fisik dan mental.

“Karena itu perlu campur tangan tokoh masyarakat, akademisi untuk mengedukasi para orang tua agar tidak lagi meneruskan budaya menikah muda pada anak anak mereka. Salah satu upaya BKKBN dalam mencegah pernikahan dini adalah dengan membentuk sepasang duta genre pada tiap desa/kelurahan,” katanya.

Indonesia memiliki sebanyak 83.636 desa atau kelurahan, dan saat ini sekitar 80 ribu desa atau kelurahan telah memiliki sepasang duta genre, yang merupakan contoh bagi remaja lainnya setelah mendapatkan pelatihan dari BKKBN.

Keberadaan sepasang duta genre itu, katanya, sebagai perwakilan BKKBN dalam upaya menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan sehingga mereka mampu melanjutkan pendidikan secara terencana, berkarier dalam pekerjaan secara terencana serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan