Kuala Lumpur, Aktual.com – Pemerintah Malaysia telah membentuk sebuah unit khusus guna memastikan agar isu 3R – yaitu suku, agama, dan keluarga kerajaan – tidak dimanfaatkan selama pemilihan negara bagian dan sela Kuala Terengganu yang akan berlangsung bulan depan.
Politik identitas terus menjadi perhatian setelah memecah belah masyarakat dalam pemilu tahun lalu.
Pemilihan negara bagian ini akan mempertemukan dua koalisi yang berbeda: Anwar Ibrahim dan Pakatan Harapan, yang merupakan koalisi progresif dengan komposisi etnis yang beragam di satu sisi, serta aliansi etnis Melayu-Muslim Perikatan Nasional di sisi lain, yang mayoritas konservatif dan dipimpin oleh mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin.
Menteri Komunikasi dan Digital, Fahmi Fadzil, menyatakan bahwa pemerintah berusaha mencegah adanya perpecahan di Malaysia. Ia menegaskan bahwa tidak ada pihak yang boleh memanfaatkan isu 3R untuk mendapatkan dukungan politik dengan cara yang salah.
“Freedoom berbicara kami miliki, tetapi tidak untuk menfitnah dan mengadu domba satu sama lain menggunakan isu 3R,” ujar Fadzil kepada para wartawan setelah menghadiri peringatan Maal Hijrah tingkat nasional di World Trade Center, Jakarta, pada Rabu, 19 Juli 2023, seperti dilansir oleh New Strait Times.
Fahmi menegaskan bahwa undang-undang ada untuk melindungi keselamatan dan keamanan publik, dan pihak berwenang siap mengambil tindakan yang tepat demi perdamaian dan persatuan negara.
Selain menerapkan aturan ini pada polisi, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia juga telah berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan platform media sosial untuk mencapai tujuan yang sama.
Bekas Perdana Menteri, Mahathir Mohamad dalam tulisannya di media sosial menguraikan apa yang ia gambarkan sebagai Malaysia yang bebas dari politik identitas.
Jika penyanyi dari Britania Raya, John Lennon, yang terkenal dengan lagu ‘Imagine’, membayangkan dunia tanpa agama, kepemilikan, atau batasan seperti yang terdapat dalam lagu hitnya, maka imajinasi dari mantan perdana menteri yang berusia 98 tahun ini berkaitan dengan asimilasi antara etnis dan budaya.
Dalam sebuah unggahan di Facebook berjudul “Imagine”, mantan perdana menteri ke-4 dan ke-7 tersebut, sekali lagi, menyuarakan klaim yang tidak berdasar tentang masyarakat non-Melayu, dengan mengenang masa sekolahnya pada tahun 1930-an.
“Saya bersekolah di sekolah Inggris milik pemerintah di Alor Setar (Kedah)… Teman-teman sekelas saya berasal dari berbagai suku. Ada Melayu, Cina, India, Serani, dan Sikh.
“Saya menjalin persahabatan dengan mereka. Salah satunya adalah teman karib saya. Ia orang Cina. Ayahnya adalah sekretaris keuangan negara bagian Kedah saat itu, Lee Ewe Boon. Ayahnya tidak hanya berbicara dalam bahasa Melayu, tetapi ia juga bisa menulis dan membaca aksara Jawi,” katanya.
Menurut Mahathir, pada masa itu kebanyakan orang Cina berbicara dalam bahasa Melayu sebagai bahasa ibu mereka sebelum Inggris menjajah Singapura dan Pulau Pinang.
“Gaya hidup mereka juga berubah. Wanita dari suku tersebut mengenakan kain sarung dan kebaya panjang. Mereka tidak lagi mempraktikkan tradisi kaki kecil. Laki-laki dari suku tersebut juga tidak lagi mengenakan rambut panjang. Masyarakat tersebut disebut sebagai ‘Baba’ dan ‘Nyonya’,” katanya.
Mahathir menyatakan bahwa jumlah pendatang dari etnis Cina dan India melebihi jumlah masyarakat ‘Baba’ dan ‘Nyonya’ pada masa pemerintahan Inggris.
Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada menitahkan agar rakyat menjauhi perasaan hasad dengki dan amalan fitnah memfitnah.
Dalam Titah Seri Paduka, rakyat juga dihimbau untuk tidak berfikiran sempit dan negatif, karena sifat dan amalan tersebut tidak akan membawa manfaat bagi bangsa dan negara.
“Kami ingin mengajak seluruh rakyat bersatu hati dalam membentuk sebuah masyarakat yang lembut dalam berbicara, halus dalam berpesan, harmoni dalam ikatan persaudaraan, jujur dalam pekerjaan, amanah dalam menggalas tugas, dan gagah perkasa dalam mencipta kejayaan,” demikian Titah Seri Paduka.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Al-Sultan Abdullah pada acara Majlis Sambutan Maal Hijrah Peringkat Kebangsaan Tahun 1445H/2023 di Pusat Dagangan Dunia Kuala Lumpur (WTCKL) di Kuala Lumpur kemarin.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan









![Anak WNI Di Bawah Umur Ditahan Aparat Keamanan Yordania, Dituduh Bergabung dengan Terorisme Polisi Yordania di dekat perbatasan dengan Israel pada 21 Mei 2021 di al-Karama, Yordania. [Jordan Pix/Getty Images]](https://aktual.com/wp-content/uploads/2025/12/Anak-WNI-Di-Bawah-Umur-238x178.png)







