Tidak hanya itu, Fachrul juga sempat menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Umum ABRI (1997-1998), Kepala Staf Umum ABRI (1998-1999), Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (1999) serta Wakil Panglima TNI (1999-2000).

Sebelum ditunjuk sebagai Menag, Fachrul sempat dipanggil Jokowi ke Istana untuk berdiskusi mengenai berbagai hal seperti soal keamanan, pendidikan, pembangunan sumber daya manusia dan hal terkait lainnya. Sebelum pengumuman resmi jajaran kabinet pada Rabu (23/10), dia enggan membuka informasi soal jabatan apa yang akan diembannya.

Terkait hubungannya dengan Menteri Pertahanan terpilih, Prabowo Subianto, dia mengatakan masih normal meski sempat menjadi sosok yang turut andil dalam pemberhentian pimpinan Partai Gerindra itu dari jajaran TNI karena kasus 1998.

Fachrul ikut menetapkan Surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP) tertanggal 21 Agustus 1998 bersama Jenderal Subagyo HS dan Sekretaris Letjen Djamari Chaniago. Kemudian sebagai anggota Letnan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Agum Gumelar dan Letjen Ari J Kumaat.

“Saya dengan Pak Prabowo biasa-biasa saja, ketemu peluk-pelukan, makan sama-sama, tidak ada yang aneh dalam sistem yang terbangun karena baik masalah kedinasan, pribadi tidak terganggu, kalau saya tidak setuju dengan komandan, ya, saya katakan tidak pas, tapi tidak membuat hubungan saya jadi jelek,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: