“Untuk mencegah kekerdilan pola makan yang sehat satu di antara solusinya. Umumnya untuk masyarakat luas Indonesia punya pedoman yang namanya piring makanku dan tumpeng gizi. Di situ diberikan contoh secara visual, dalam sehari seberapa banyak yang harus dikonsumsi, juga persentase satu zat gizi terhadap yang lain,” jelas dia.
Fenomena di lapangan jelas dia, banyak ibu muda yang percaya ilmu atau informasi yang dibagikan di media sosial. Kadang informasi tersebut tidak disertai penelitian.
“Akan tetapi karena dibagikan oleh akun yang terkenal banyak percaya. Jadi pola yang diterapkan juga memang kurang tepat,” kata dia.
Ia menambahkan kasus kekerdilan tidak semestinya soal mapan atau tidaknya orang tua si anak. Kadang juga kepada persoalan pola asuh. Jika orang tua yang mapan sibuk dengan pekerjaannya dan si anak dijaga nenek atau menggunakan jasa asisten rumah tangga atau lainnya.
“Belum lagi ada anak suka ngemil dan karena ngemil ia kenyang. Ia ngemil tadi dari sisi kebutuhan gizi tidak mencukupi. Orang tua menyuruh makan yang sehat ia sudah kenyang. Nah, itu yang perlu juga diperhatikan,” jelas dia.
Artikel ini ditulis oleh: