Pemulung mengangkat sampah yang bisa didaur ulang di TPA Antang Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (5/1). Luas area TPA Antang 14,3 hektar yang telah digunakan sejak tahun 1993 tersebut dianggap tidak mampu lagi menampung volume sampah kota Makassar yang mencapai 800 ton atau sekitar 4.000 kubik per hari. ANTARA FOTO/Yusran Uccang/aww/16.

Cirebon, Aktual.com – Pemerintah Kota Cirebon didesak tutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kopi Luhur di Desa Sumur Wuni, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Cirebon, Jawa Barat.

Ketua RT 001/007 di Desa Sumur Wuni, Agus Setiawan mengatakan warga sekitar anggap keberadaan TPA itu sudah sangat meresahkan.

“Kami berharap TPA ini ditutup. Karena kita tahu wabah yang disebabkan oleh sampah sangat berbahaya untuk lingkungan,” ujar dia ketika dihubungi Aktual.com, Jumat (19/2).

Dituturkan dia, tumpukan volume sampah yang ditampung di TPA Kopi Luhur sudah sangat meresahkan. Kondisi semakin parah saat musim hujan tiba. Rembesan air kotor tumpukan sampah yang terletak di lereng bukit merembas ke pemukiman warga dan mencemari sumur milik warga Desa Sumur Wuni.

“Selain bau yang menyengat, air di sumur-sumur warga Sumur Wuni sudah menguning,” kata dia.

Tak hanya itu, kata dia, keberadaan TPA Kopi Luhur juga menjadi tempat kembang biak nyamuk yang menyerang pemukiman warga. Dengan kondisi yang kian memprihatinkan itu, Agus khawatir warganya terkena penyakit dampak keberadaan TPA.

“Sejauh ini sudah ada sejumlah warga yang dirawat akibat dampak keberadaan TPA Kopi Luhur,” kata dia.

Agus pun mempertanyakan sikap diam Pemkot Cirebon.”Ini sama saja pemerintah membunuh secara perlahan terhadap warga kami,” kata dia.

Dituturkan dia, sejak keberadaan TPA di pertengahan tahun 1970-an, Pemkot Cirebon tidak pernah mempedulikan kawasan Argasunya. Pemkot Cirebon seolah tak sadar bahwa di “kawasan konservasi” itu tinggal ribuan warga yang juga butuh disapa. Masyarakat Argasunya menjadi tersisih dari gemerlap pembangunan Kota Cirebon yang melangkah menjadi sebuah Kota Metropolis.

Dia berharap, Pemkot Cirebon ambil sikap terkait permasalahan ini. Terutama soal TPA yang sudah puluhan tahun menderitakan warga sekitar. “Ke depan 10-20 tahun lagi, akan seperti apa kehidupan kita kalau terus diracun seperti ini.”

Diketahui, di sekitar TPA Kopiluhur ada pemukiman warga Sumurwuni, Kopiluhur dan Cadas Ngampar.

Artikel ini ditulis oleh: