Jakarta, Aktual.com — Bulan Ramadan merupakan bulan baik bagi seorang Muslim untuk mensyiarkan agama Islam dan juga berbuat baik. Karena Allah SWT akan melipat gandakan pahala orang tersebut. Itulah yang dikatakan oleh Cendikiawan muda Islam, Yudi Latif Ph.D di sela-sela kesibukannya berbuka bersama bersama kerabat serta sahabatnya di Kantor Aktual.com, kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Selanjutnya, Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan-Indonesia (PSIK-Indonesia) ini memberikan sedikit tausiyahnya tentang makna berpuasa. Menurutnya, puasa sebuah ibadah yang memiliki pesan moral yang baik.

“Setiap ibadah itu memiliki pesan moral yang baik. Berpuasa, pun memiliki pesan moral bahwa setelah kita menjalani rutinitas sehari-hari, di bulan baik Allah SWT memberikan jedah agar kita bersusah-susah terlebih dahulu menuju Hari Kemenangan tiba,” ujarnya membuka tausiyah menjelang buka puasa.

Komisaris dari Aktual.com ini kembali menerangkan, bahwa puasa itu mengajarkan, manusia menjadi lebih disiplin, sabar, dan penuh keyakinan akan kemenangan.

“Menurut beberapa ajaran agama, ibadah puasa tanda kemenangan. mengajarkan kita penuh keyakinan, kesabaran dan juga disiplin diri. Sehingga puasa merupakan proses menuju hari yang fitrah, yaitu Idul Fitri,” Jelasnya.

Setelah Muslim melakukan ibadah puasa selama 30 hari, kata ia, tentunya kita akan kembali kepada kefitrahan yakni, kemenangan di hari yang fitri. Berkaitan dengan hal tersebut, Yadi Latief menjelaskan, bahwa ada dua makna fitrah yang perlu diketahui.

“Ada dua kandungan fitrah. secara spritual dan juga secara material. Fitrah secara spritual tentunya memiliki makna kembali kepada awal kesucian, sedangkan secara material adalah kembali kepada asas kemanusian. disinilah letaknya menjadi pentig agar bagaimana material itu bisa disucikan,” paparnya lagi.

Terakhir, Yudi berharap dengan melakukan ibadah puasa, mampu menimbulkan psikologis Kemenangan bukan pecundang.

“Setelah seseorang melakukan ibadah puasa, yang diharapkan adalah mampu memeberikan psikologis kemenangan atas pengorbanan ketika melakukan ibadah puasa. bukan psikologis sebagai pecundang. Karena Allah SWT akan menghitung setiap tetes keringat yang keluar dari tubuh kita. Kerja keras yang yang dilakukan atas rasa bersyukur, maka Allah SWT maka Insya Allah Allah SWT akan lipat gandakan,” urainya menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: