Jakarta, Aktual.com — CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan, akan berjuang untuk melindungi kaum Muslim dan menciptakan lingkungan yang aman dalam platform Facebook-nya.

Dalam sebuah unggahan di akun resminya dia mengatakan, pasca serangan teror di kota Paris, Prancis dan berbagai ungkapan kebencian yang marak beberapa Minggu terakhir dia hanya bisa membayangkan bagaimana ketakutan yang dialami umat Islam di seluruh dunia.

“Saya ingin menyuarakan dukungan saya terhadap kaum Muslim di komunitas kami dan seluruh dunia. Sebagai pemimpin Facebook, saya ingin Anda tahu bahwa kami selalu menerima Anda di sini dan akan memperjuangkan hak kalian,” tulis Zuckerberg, dilansir dari laman BBCNews.

“Usai serangan di Paris dan kebencian yang muncul pekan ini, saya hanya bisa membayangkan ketakutan yang dialami kaum Muslim. Sebagai seorang Yahudi, orangtua saya mengajari untuk berdiri menghadapi serangan di kelompok mana pun,” ujar ia menambahkan.

“Sebagai orang Yahudi, orang tua saya mengajarkan bahwa kita harus berani melawan serangan terhadap semua komunitas. Bahkan, bila serangan itu bukan untuk Anda hari ini, serangan pada kelompok tertentu pada akhirnya akan melukai semua.”

Postingan tersebut dibagikan kepada lebih dari 100 ribu kali dan banyak orang mendukung pendapat Zuckerberg. “Terima kasih atas pernyataan tersebut. Kasih dari Muslim di seluruh dunia,” kata satu pengguna.

Namun, Zuckerberg tidak menjelaskan secara rinci bagaimana cara nyata Facebook melindungi komunitas Muslim di jejaring tersebut, platform yang banyak juga dimanfaatkan untuk menyebar kebencian.

Di kesempatan dan tempat yang berbeda, bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan agar umat Islam dilarang masuk ke Negeri Paman Sam untuk sementara waktu. Dan, pada akhirnya memicu kemarahan berbagai kalangan.

Gedung Putih mengatakan pernyataan Trump tak sesuai dengan nilai-nilai Amerika. Sedangkan, pesaing Trump di Partai Republik, Jebb Bush, menggambarkan Trump sebagai “seseorang dengan kondisi mental yang tak seimbang”.

Satu kelompok pro-Yahudi, Anti-Defamation League (ADL), menyatakan, bahwa rencana Trump sama sekali tidak bisa diterima dan sangat ofensif.

Di Inggris, lebih dari 200 ribu orang menandatangani petisi yang isinya melarang Donald Trump, masuk ke negara tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: