Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman tidak percaya jika proyek pembangunan terminal LNG (Gas Alam Cair) di Bojonegara, Banten, Jawa Barat murni dilakukan melalui mekanisme business to business (B to B). Pasalnya, salah satu konsorsium yang menggarap adalah PT Bumi Sarana Migas (BSM) milik anak Wapres JK, Solihin Kalla.
Menurut Yusri, proyek ini syarat dengan nepotisme dan intervensi kekuasaan, bahkan dia melihat pemilihan BSM sebagai partner Pertamina tanpa dilakukan uji kelayakan, dan proyek pun tanpa melalui proses tender.
“Apakah benar itu murni kerjasama bisnis? Bukankah JK dengan Ahmad Faisal dan Arie Soemarno sebelumnya sudah beberapa kali bertemu secara informal dengan mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan di hotel Dharmawangsa. Saat itu karen Agustiawan tidak merasa nyaman dengan manuver JK, lalu dia memilih mengundurkan diri dari poisisi Dirut Pertamina. Namun mengapa Dwi Sutjipto merasa sebaliknya, Ada apa gerangan?” kata Yusri, Senin (10/10).
Memang dalam operasional sehari-hari, lanjutnya, BSM tampak dikomandani langsung oleh Solihin Kalla, namun dibelakang Solihin bercokolah nama Ari Soemarno dan Ahmad Faisal.
“Kedua tokoh itu sudah sangat piawai soal dimana letak ‘daging, tulang dan tebalnya daki di semua proses bisnis Pertamina’ mereka diduga sebagai otak inisiator dari kerjasama tersebut. Karena tanpa kerjasama dengan Pertamina, PT BSM bukanlah perusahaan apa-apa, baru saja didirikan pada tahun 2014 dengan modal Rp40 miliar,” tukasnya.
Menurut Yusri, Pertamina saat ini diposisikan sebagai bumper dalam proyek LNG Bojonegara karena Pertamina sebagai penentu untuk diajak kerjasama, sebelum mengundang partner Jepang seperti Tokyo Gas dan Mitsui yang juga merupakan ‘partner lama’ Ari Sumarno.
(Laporan: Dadangsah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka