Jakarta, Aktual.com — Sejak tahun 2010 Ismail Hidayah memutuskan untuk mengikuti ajaran pimpinan padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Bahkan sejak tahun 2010-2015, Ismail kerap melakukan pertemuan dengan pimpinan yang digadang-gadangkan bisa menggandakan uang itu.
Demikian cerita istri Ismail, Bibi Resemjan terkait kisah suaminya yang tewas diduga dilakukan oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Ismail ditemukan tewas setelah satu tahun lebih menghilang.
Pada awalnya, Bibi tak mencurigai kegiatan yang dilakukan oleh suaminya dan padepokan Dimas Kanjeng, namun setelah ada pertemuan secara rutin dirinya baru mencurigai kegiatan yang dilakukan suaminya itu bersama dengan Taat Pribadi.
Kecurigaan itu berawal ketika setiap pengikut harus membayar mahar kepada Taat Pribadi melalui suaminya itu. Disitu, Bibi mulai merasa ada kejanggalan dengan kegitan yang dilakukan oleh suaminya itu.
“Pada awalnya kami sekeluarga tidak mengetahui bahwa tugas suami saya sebagai pengikut Dimas Kanjeng adalah merekrut pengikut baru dengan modus menggandakan uang,” ujar dia ketika ditemui, Jumat (30/9).
Dia menyebut, Taat Pribadi memang membuka praktik penggandaan uang dengan sistem multilevel marketing, yakni setiap orang harus menyetor Rp25 juta. Meski dibilang aneh, kenyataanya memang Taat Pribadi melakukan hal tersebut.
“Yang saya tahu uang milik pengikut baru yang disetorkan kepada Dimas Kanjeng sebagai uang mahar selama 2010-2015 sekitar Rp40 miliar, itu yang saya tahu. Uang sebanyak itu kesemuanya dari para pengikut baru Dimas Kanjeng.”
Cerita misteri pun berkembang dikalangan masyarakat bahwa Taat Pribadi mampu menggandakan uang dengan nilai yang fantastis. Namun, ujar dia, praktik yang dilakukan oleh Taat Pribadi tak lain ialah sistem MLM.
Banyaknya peminat, ujar Bibi, pada tahun 2015 suaminya bersama Taat melakukan pertemuan dengan suaminya. Setelah itu pula, Bibi mengaku tak mengetahui keberadaan suaminya itu.
Tiba-tiba saja nama pimpinan padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur menyeruak ke publik. Tokoh yang disebut-sebut mampu menggandakan uang itu ditangkap oleh Polda Jatim.
Tak tanggung-tanggung Wakapolda Jatim Brigjen Gatot Subroto langsung memimpin penangkapan Taat Pribadi, yang memiliki ribuan murid mayoritas dari luar Jawa itu, Kamis (22/9) pukul 01.00 WIB hingga 08.30 WIB.
Penangkapan Taat Pribadi juga diikuti Kasat Brimobda Jatim Kombes Rudi Kristianto, Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin dan Dandim 0820-Probolinggo Letkol Inf Hendhi Yustian Danang Suta, dengan melibatkan enam personel satuan setingkat kompi Satuan Brimob Polda Jatim.
Bahkan, penangkapan tokoh yang sempat memikat sejumlah tokoh nasional itu juga didukung ratusan personel Sabhara dari Polres Jember, Polres Madiun, Polres Sidoarjo, Polres Malang, Polres Bojonegoro dan Polres Probolinggo.
Tentu itu sebagai penangkapan yang dramatis. Lalu benarkah Taat Pribadi mampu menggandakan uang hingga miliaran rupiah? Tidak ada yang tahu persis, namun ada dua korban penipuan oleh pimpinan padepokan Dimas Kanjeng itu melapor ke polisi.
Satu korban penipuan melapor ke Mabes Polri, dan satu lagi korban atas nama Suprayitno melapor ke Polda Jatim. Nilai penipuan yang dilaporkan itu mencapai Rp830 juta dan Rp1,5 miliar. Ada pula korban dari luar Jawa yang tertipu miliaran rupiah, namun dia belum melapor ke polisi.
Bahkan tokoh nasional sekaliber Marwah Daud Ibrahim pun mempercayai bila Taat Pribadi mampu memindahkan uang dalam tempo sekejap.
Saat ini Taat Pribadi sudah digiring ke Mapolda Jatim. Istri Ismail pun mengaku bersyukur atas ditangkapnya Taat Pribadi oleh pihak berwajib. “Jika tidak segera ditangkap bisa saja akan terus bertambah korban yang dibunuh, dan juga korban penipuan dengan modus penggandaan uang itu.”
Ketika menjalani pemeriksaan di Polda Jatim, Taat Pribadi tak mau menanggapi secara serius saat ditanya penyidik bahwa dirinya disebut pengikutnya sedang berada di Mekkah, bukan di tahanan Mapolda Jatim.
“Kan bukan saya yang ngomong,” kata Taat Pribadi yang ditirukan Kapolda Jatim Irjen Anton Setiadji dalam Silaturahim Kapolda Jatim dan Wartawan, Selasa (27/9).
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu