“Sampai-sampai kami berasumsi bahwa dusun kami ini memang anak tiri, bayangkan saja dusun yang ada di bawah dan rumahnya yang roboh hanya sedikit, tapi mendapatkan makanan yang cukup,” katanya.
Warga pun sudah frustasi dengan ketidakpedulian pemerintah atas nasibnya. “Saat ini kami tinggal di tenda darurat, terpal saja tidak ada. Bapak bisa lihat itu tenda yang ada, bekas penampungan air hujan di kolam,” katanya.
Target Pemerintah Pemerintah menargetkan pembangunan kembali rumah-rumah warga yang rusak akibat gempa bumi Lombok dapat selesai paling lama enam bulan mulai pekan depan, kata Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Minggu depan bisa dimulai. Enam bulan, seluruhnya harus selesai. Jadi setelah tanggap darurat, Presiden minta rehabilitasi. Saya katakan tadi, dari menangis ke berkeringat untuk membangun Lombok kembali,” kata Wapres Kalla.
Wapres mengatakan Pemerintah Pusat siap membantu masyarakat Lombok dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa.
“Gubernur, bupati akan dibantu oleh kementerian-kementerian dan BNPB sampai selesai, enam bulan harus selesai untuk rekonstruksi rumah. Untuk fasilitas umum, seperti sekolah, rumah sakit, masjid itu setahun,” jelasnya.
Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk uang rekonstruksi dan juga pendampingan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam memberikan petunjuk teknis membangun rumah tahan gempa.
Dana rekonstruksi tersebut diberikan sesuai dengan kerusakan rumah yang dialami masyarakat, yakni rusak berat sebesar Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta.
Untuk penyediaan material konstruksi, bahan bangunan akan didatangkan dari Surabaya, dengan kerja sama antara pengusaha-pengusaha di NTB dan Surabaya di bawah koordinasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) setempat.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby