Jakarta, Aktual.com — Maskapai Penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) sedang mempertimbangkan kemungkinan rencana pembelian kembali (“buyback”) saham di tengah kondisi pasar modal yang bergejolak.
“Kalau aksi korporasi saya belum bisa sampaikan di sini. Kita lihat perkembangan dari perubahan di pasar modal. Secara itu semuanya memang lagi ‘nge-drop’ (melemah). Kita sedang lakukan pertimbangan itu,” kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) M Arif Wibowo di Jakarta, Jumat (21/8).
Ia mengatakan pihaknya akan terus memerhatikan kondisi pasar modal terlebih dahulu, sebelum mengambil tindakan terkait pembelian kembali saham.
Selain itu, ia mengatakan pihaknya juga sedang menunggu jika kebijakan terkait “buyback” saham yang kemudian mempelajarinya.
“Nanti kita lihat, aturannya sudah dikeluarkan belum? Belum kan, ya nanti kita lihat aturannya, nanti kita akan atur bagaimana tindakan-tindakan (lebih lanjut),” tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan langkah-langkah yang diperlukan saat kebijakan telah ditetapkan. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya juga akan berdiskusi lebih lanjut terkait “buyback” dengan para pemegang saham.
“Kita juga akan koordinasikan dengan pemegang saham terbesar dan pemegang saham lainnya,” ucapnya.
Hingga saat ini, ia tidak dapat memastikan perkiraan nilai pembelian saham jika memang pada waktunya harus dilakukan “buyback” saham.
“Kita tidak bisa pakai spekulasi, lihat aturannya, kondisi yang terkinilah,” katanya.
Sebelumnya, kementerian meminta tiga BUMN Sekuritas yaitu Mandiri Sekuritas, Bahana Securities, dan Danareksa Sekuritas untuk mengkaji kemungkinan pembelian kembali saham BUMN yang tercatat di pasar modal.
“Kajian untuk ‘buyback’ dilakukan, menyusul harga saham yang saat ini pada posisi rendah,” kata Sekretaris Menteri BUMN Mahmudin Yasin, usai Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Senin lalu.
Menurut Yasin, ketiga BUMN Sekuritas tersebut sesuai dengan bidangnya diarahkan untuk memberikan rekomendasi atas kajian yang dilakukan.
Sebagaimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI dalam sepekan terakhir mengalami penurunan secara signifikan yang mengakibatkan harga saham merosot tajam.
Terpuruknya indeks secara keseluruhan antara lain didorong kekhawatiran pasar terhadap dampak krisis keuangan global yang dipicu merosotnya ekonomi Amerika Serikat dan Eropa.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka