Jakarta, Aktual.com — Di tengah kondisi mata uang Asia yang tengah rontok, laju rupiah yang di akhir pekan lalu sempat terapresiasi kali ini kemungkinan akan kembali tertahan lajunya.
Pasalnya, kekhawatiran akan adanya kenaikan suku bunga The Fed atau The Fed Fund Rate juga membuat pelaku pasar uang Asia melepas sejumlah mata uang Asia tersebut untuk mengkoleksi mata uang Amerika Serikat (AS).
“Saat ini, laju rupiah sedang mencoba memperbaiki pergerakan naiknya. Namun, perlu diwaspadai imbas adanya pelemahan sejumlah mata uang Asia terhadap dollar AS yang dipengaruhi sentimen The Fed,” kata analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam analisis hariannya, Senin (30/5).
Reza kembali menambahkan, kendati sebelumnya sudah ada kepastian akan isu kenaikan suku bunga The Fed, tetap saja pelaku pasar uang di Asia masih khawatir terhadap rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS tersebut.
“Tapi tampaknya tidak banyak berpengaruh pada laju rupiah yang masih mencoba lanjutkan pergerakan positifnya,” tandas Reza.
Makanya, pihaknya berharap, laju rupiah bisa bertahan di tengah sentimen The Fed itu, sehingga dapat kembali melanjutkan kenaikan. “Support rupiah kami prediksi di kisaran 13.585, sedangkan resisten di level 13.570,” ungkap dia.
Menurut Reza, rupiah yang kembali diperdagangkan di pasar spot valuta asing global, menyimpan harapan para pelaku pasar terhadap Presiden Joko Widodo seiring dengan lawatan ke pertemuan G7 dan pembahasan RAPBN 2017 di DPR nanti.
Selain itu, imbuh Reza, sebelumnya pihak NH Korindo juga menyampaikan bahwa pergerakan positif pada harga minyak mentah dunia akan memberikan sentimen bagus pada rupiah yang bisa mengkonfirmasi peluang penguatan lanjutan.
“Namun, tetap waspadai semua sentimen yang ada,” pungkas Reza.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka