Jakarta, Aktual.com — Kementerian Pertanian dengan menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana mencetak sawah seluas 32 ribu hektare (ha) tersebar di sejumlah wilayah di Tanah Air pada 2016.
Sesditjen Sarana dan Prasarana Pertanian Abdul Madjid kepada wartawan di Jakarta, Selasa (14/7) mengatakan sumber pendanaan pencetakan sawah baru tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar Rp353 miliar.
“Untuk pencetakan sawah sebesar itu kami akan menggandeng korps zeni TNI AD. Pelaksanaan program itu menggunakan mekanisme swakelola,” ucapnya.
Menurut dia, saat ini sedang dalam tahap persiapan dan pematangan konsep yang mana diharapan Desember 2015 selesai.
Madjid menyatakan, kegiatan cetak sawah tahun 2016 itu dilaksakan di sembilan provinsi dan 11 kabupaten, di mana terbesar berada di kabupaten Merauke seluas 10.000 Ha.
Sementara sisanya tersebar 10 kabupaten seperti Merangin (Jambi), Ogan Komering Ilir (Sumsel), Mesuji (Lampung) dan Sanggau (Kalimantan Barat).
Selain itu, Pinrang, Wajo (Sulsel), Bombana (Sulteng), Bima (NTB)) dan Bangka Barat serta Bangka Selatan (Babel).
Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan Prasetyo Nuksin menambahkan, setidaknya dibutuhkan anggaran Rp13 juta per hektare (ha) untuk mencetak sawah baru, namun di Merauke sebesar Rp19 juta/ha.
“Artinya, dengan luas pencetakan sawah sebesar 32.000 Ha itu maka dibutuhkan pendanaan sebesar Rp353 miliar,” tukasnya.
Menurut dia, anggaran sebesar itu untuk penyiapan sawah seperti “land clearing” dan amdal.
Prasetyo menyatakan, lahan yang akan diperuntukan sawah baru di Merauke tidak bertentangan hak ulayat masyarakat setempat.
Dia menambahkan, tidak terlalu lama untuk mencetak sawah baru, dan diharapkan pada musim tanam Oktober 2015 – Maret 2016, sebagian areal sawah baru itu sudah dapat ditanami.
“Yang agak lama itu justru proses administrasinya,” terangnya.
Menurut dia, guna mempercepat program tersebut, Kementan juga menyediakan alat mesin pertanian (alsintan) berupa traktor roda sebanyak 259 unit, transplanter 304 unit, pompa air 6.000 unit dan ‘combine harvester’ 300 unit.
Adapun mekanisme kerja sama dengan korps zeni TNI AD tersebut, pengelolaan budi daya lahan dan pascapanen sawah baru seluas 32.000 ha itu akan menggunakan mekanisasi pertanian.
Artikel ini ditulis oleh: