Jakarta, Aktual.co — Selama masa Pemerintahan Presiden Soeharto sampai dengan Presiden Joko Widodo, Indonesia sudah mengalami beberapa kali kenaikkan harga BBM subsidi. Namun, pada tahun 2013 era Presiden SBY kenaikkan harga BBM karena adanya krisis ekonomi.
Mantan Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Chatib Basri mengatakan bahwa pada 2013 Indonesia mengalami krisis ekonomi. Namun dirinya memilih untuk tidak mengatakan yang sesungguhnya kepada masyarakat.
“Krisis ekonomi ada di 2013, tapi saya tidak boleh bilang nanti masyarakat panik,” ujar Chatib di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa (25/11).
Lebih lanjut dikatakan Chatib, kenaikan harga BBM subsidi saat itu menjadi satu-satunya cara untuk mengurangi difisit current account. Jika tidak menaikkan harga BBM saat itu, menurutnya Indonesia akan kembali mengalami krisis seperti tahun 1998.
“Perlambatan pertumbuhan ekonomi harus ditempuh bagaimana pun caranya. Dari kebijakan menaikkan harga BBM saat itu kan terbukti berhasil keluar dari kesulitan ekonomi di Januari,” pungkasnya.
Untuk diketahui, saat itu pemerintah mengeluarkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sekitar Rp9,3 triliun untuk 15, juta keluarga miskin. Dana tersebut sebagai kompensasi kenaikkan harga BBM yang diberikan Rp150.000 per keluarga setiap bulannya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















