Jakarta, Aktual.com – Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyebut, perekonomian Indonesia 5,02 persen di tahun 2016 jika dibandingkan dengan negara lain memang dinilai baik. Namun masalahnya, kondisi itu belum sepenuhnya positif di mata para investor.
Sehingga kata dia, kalau pun nanti akan ada dana investasi yang masuk, bukan berarti perekonomian Indonesia sedang baik. Melainkan karena negara-negara lain kondisinya sedang buruk dan banyak negara menerapkan proteksi.
“Dengan adanya kebijakan (Donald) Trump itu akan ada quantitative easing. Sehingga dampak positifnya adalah investasi bisa lari ke Indonesia. Tapi ingat, hal itu bukan karena Indonesia sepenuhnya baik, tapi karena negara lain yang buruk,” papar Chatib di acara Mandiri Investment Forum, di Jakarta, Rabu (8/2).
Menurutnya, kebijakan Trump akan melakukan pengetatan fiskal. Kendati memang, kebijakan itu akan dibarengi dengan kenaikan The Fed fund rate. Sehingga Bank Indonesia tak akan banyak mempunyai ruang untuk manuver.
“Jadi memang, ekonomi 5% itu tidak terlalu buruk dibandingkan negara lain, terutama penghasil sumber daya alam (SDA) lain. Cuma masalahnya negara lain tengah melambat,” papar dia.
Dia menegaskan, laju investasi itu penting bagi perekonomian. Karena 1% pertumbuhan ekonomi, maka idealnya butuh 6,4% pertumbuhan investasi.
“Apabila Indonesia tumbuh 6%, jadi kita perlu 38,4% pertumbuhan investasi. Jadi sayangnya lajunya masih di bawah itu,” papar Chatib.
Untuk itu, secara akumulatif, dia sendiri memperkirakan laju investasi tahun ini masih akan melambat. “2017 investasi tetap lambat. Apalagi inflasi juga bisa meningkat. Yang penting bisa dikelola,” pungkasnya.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan