Jakarta, Aktual.co — Puluhan ribu orang ikut dalam aksi unjuk rasa yang didukung pemerintah di Chechnya, wilayah utara Rusia, yang berpenduduk Muslim, menentang publikasi kartun Nabi Muhammad, menyusul serangan di Prancis.
“Ini adalah protes menentang mereka yang mendukung publikasi karikatur Nabi Muhammad,” kata pemimpin kuat kawasan tersebut, Ramzan Kadyrov di hadapan pengunjuk rasa di ibu kota Chechnya, Grozny, seperti dikutip AFP, Senin (19/1).
“Ini adalah protes menentang mereka yang melecehkan agama Islam,” tambahnya.
Para pegunjuk rasa meneriakkan “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar) dan melepaskan balon ke udara dalam aksi yang terancang rapi, sementara orator menceramahi pemerintah Barat yang mengizinkan publikasi karikatur nabi itu.
Kadyrov –pejabat yang setia pada Presiden Vladimir Putin– pada Minggu (18/1), mengatakan ratusan ribu orang diperkirakan akan menghadiri aksi itu sementara siaran langsung televisi Rusia menunjukkan para pengunjuk rasa memenuhi lapangan utama Grozny.
Unjuk rasa tersebut merupakan aksi terbaru yang digelar di berbagai negara Muslim terkait publikasi terakhir kartun Nabi Muhammad oleh majalah satiris Prancis Charlie Hebdo.
Majalah itu mengeluarkan kartun tersebut sepekan setelah serangan terhadap kantornya oleh dua orang bersenjata, awal dari serangkaian serangan yang menewaskan 17 orang di dalam dan sekitar Paris dalam tempo tiga hari.
Serangan Paris mengejutkan negara tersebut dan menuai dukungan internasional. Banyak harian dan majalah dunia yang mencetak ulang kartun-kartun Charlie Hebdo.
Sebagian besar Muslim beranggapan bahwa setiap penggambaran nabi umat Islam sebagai tindakan menyerang dan publikasinya seringkali memicu unjuk rasa di berbagai negara mulai dari Pakistan hingga Niger.
Badan pemantau media Rusia pada Jumat (16/1) memperingatkan bahwa pencetakan kartun Nabi Muhammad melanggar hukum dan norma di negara itu.
Ombudsman media dan komunikasi Roskomnadzor mengatakan bahwa publikasi karikatur tersebut bisa dikategorikan sebagai tindakan “memicu kebencian etnik dan agama” serta diancam hukuman berdasar UU anti-ekstremisme.
Meskipun pemerintah Rusia mengucapkan belasungkawa kepada Prancis, dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov berpartisipasi dalam aksi bersama di Paris menyusul serangan tersebut, para komentator pro-Kremlin dan Muslim menuduh para kartunis telah memprovokasi terjadinya serangan.
Sekitar 15 ribu orang pada Sabtu (17/1) menggelar aksi menentang publikasi kartun tersebut di Ingushetia, kawasan yang bertetangga dengan Chechnya.
Artikel ini ditulis oleh:














