Beijing, Aktual.com – Sekutu dekat Venezuela, China, mengatakan bahwa pemilihan umum Dewan Konstituante di negara tersebut “secara umum berjalan lancar”, sekaligus membantah kecaman Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pemerintah Amerika Serikat bahkan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Senin (31/7) karena bersikeras menggelar pemiliha umum itu, yang disebut Washington sebagai hal “memalukan.” Sementara itu, pemerintahan Spanyol, Kanada, Argentina, dan Peru juga mengikuti langkah Washington dengan mengecam pemilihan tersebut, yang diboikot kelompok oposisi dan dinilai sebagai upaya mematikan demokrasi.
Dewan Konstituante adalah lembaga dengan kewenangan merumuskan ulang undang-undang dasar negara tersebut. Maduro merasa perlu membentuk lembaga tersebut meski sudah ada parlemen, yang kini dikuasai oposisi dan punya kewenangan sama.
Venezuela menaikkan angka partisipasi untuk pemilu pada Minggu hingga setidaknya satu juta suara. Tudingan itu langsung dibantah oleh kubu pemerintah.
Pada Rabu malam, Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan pernyataan bahwa pemilu yang sama “secara umum berlangsung lancar” meski juga mencatat “sejumlah reaksi dari pihak-pihak yang terlibat.” China mengaku tidak akan mengintervensi urusan internal negara-negara lain, kata kementerian tersebut.
“Kami sangat berharap semua pihak di Venezuela bisa menyelesaikan persoalan mereka dengan dialog yang damai sesuai dengan peraturan yang berlaku, sekaligus melindungan kestabilan dan pembangunan sosial ekonomi negara,” katanya, seperti diberitakan Reuters, Kamis (3/8).
“China percaya bahwa pemerintah Venezuela dan rakyatnya memiliki kemampuan untuk menangani urusan internal mereka sendiri. Situasi yang stabil di Venezuela adalah harapan semua orang,” kata lembaga tersebut.
China dan negara kaya minyak Venezuela mempunyai hubungan dekat diplomatik dan niaga, khususnya di bidang energi.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: