Beijing, Aktual.com – Hingga saat ini belum ada respon resmi dari pihak China terkait pengumuman terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menaikkan tarif impor seluruh produk dari China sebesar 125 persen. China masih dengan pengumumannya yang menaikkan tarif impor produk AS sebesar 84 persen sebagai pembalasan.

Bukan hanya itu, China segera melarang seluruh film dari AS termasuk produksi Hollywood untuk masuk ke China. Dilansir dari BBC, Kementerian Keuangan China telah mengumumkan tarif sebesar 84 persen atas barang-barang yang diimpor dari AS, sebagai balasan terhadap pungutan terbaru yang dikenakan oleh Gedung Putih.

Kenaikan tarif, dari 34 persen, terjadi setelah tarif 104 persen, Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang Cina mulai berlaku pada hari Rabu – tarif kemudian dinaikkan menjadi 125 persen.
Trump mengatakan kenaikan sebesar 21 persen itu ”didasarkan pada kurangnya rasa hormat” yang ditunjukkan China, dan bahwa kenaikan itu akan berlaku segera.

Beijing, yang mengatakan tarifnya akan berlaku mulai hari Kamis (10/4), mendesak negara-negara lain untuk bersatu melawan tarif Trump karena eksportir negara itu terpukul oleh pungutan baru yang melumpuhkan.

”Persatuan global dapat mengalahkan tirani perdagangan,” demikian bunyi tajuk rencana di surat kabar milik pemerintah China Daily, yang mencatat kolaborasi Beijing dengan Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara ekonomi Asia lainnya.

Pada bagian terpisah menyerukan agar Uni Eropa bekerja sama untuk ’menegakkan perdagangan bebas dan multilateralisme’.

Untuk diketahui, perang dagang AS dengan China terus meningkat pada hari Rabu. Beberapa jam setelah tarif tertinggi Trump pada sejumlah negara mulai berlaku, China membalas dengan mengenakan tarif sebesar 84 persen pada impor AS. Akibatnya Pasar Eropa anjlok tak lama setelah pengumuman tersebut, dengan FTSE 100 anjlok 3,3 persen dan Dax Jerman 4 persen.

Trump kemudian menggunakan platform Truth Social miliknya untuk mengatakan bahwa, sebagai balasannya, ia akan menaikkan pungutan AS terhadap China hingga 125 persen. Di saat yang sama, Trump mengumumkan penangguhan selama 90 hari atas tarif yang lebih tinggi bagi puluhan negara -kecuali China, dengan mengatakan hal ini terjadi karena negara-negara tersebut ”tidak melakukan pembalasan dalam cara, bentuk, atau wujud apa pun terhadap AS”.

Respon Beijing, pada Rabu (9/4) sebelum kenaikan tarif menjadi 125 persen, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan kepada wartawan pemerintah China dengan tegas menentang dan tidak akan pernah menerima praktik hegemoni dan intimidasi seperti itu.

Akibat kenaikan tarif impor itu, menurut Dan Wang yang merupakan ekonom dari konsultan Eurasia Group mengatakan, tarif apa pun di atas 35 persen akan menghapus semua keuntungan yang diperoleh bisnis China saat mengekspor ke AS atau Asia Tenggara. ”Pertumbuhan akan jauh lebih rendah karena ekspor berkontribusi sebesar 20 persen hingga 50 persen terhadap pertumbuhan sejak pandemi Covid,” kata Dan Wang.

Selain menaikkan tarif impor sebesar 84 persen, Beijing juga berencana untuk melarang film-film Hollywood dan menangguhkan kerja sama fentanil dengan AS. Dilansir dari Independent, hal tersebut disampaikan dua blogger China bernama Liu Hong, yang juga merupakan editor senior di berita pemerintah Xinhua. Serta Ren Yi, cucu mantan ketua Partai Komunis Provinsi Guangdong Ren Zhongyi.

Bloomberg News melaporkan bahwa Liu Hong dan Ren Yi di China yang banyak diikuti dan memiliki hubungan dengan pemerintah setempat membagikan daftar tindakan yang sama yang dapat diterapkan oleh pemerintah China sebagai tanggapan. Tindakan tersebut termasuk mengurangi atau melarang impor film AS. Selain industri film, sektor pertanian AS juga bisa terkena dampak, karena China dilaporkan sedang mempertimbangkan larangan total terhadap unggas.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain