Nanjing, aktual.com – Anggota Dewan Negara Tiongkok dan Menteri Luar Negeri, Wang Yi, memimpin Dialog Strategis ke-22 antara China dan Prancis bersama Emmanuel Bonne, penasihat diplomatik Presiden Prancis Emmanuel Macron, di Wuxi, Provinsi Jiangsu, China timur pada hari Kamis (2/11).
Dalam pertemuan tersebut, keduanya melakukan diskusi yang hangat dan komprehensif mengenai hubungan China-Prancis, hubungan China-Uni Eropa, serta isu-isu global dan regional. Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan pentingnya dialog strategis, memperkuat hubungan bilateral tingkat tinggi, dan berkolaborasi dalam menghadapi tantangan global.
Wang juga menekankan pentingnya China dan Prancis sebagai negara besar yang independen untuk memikul tanggung jawabnya masing-masing, dengan menjadikan konsensus antara kedua kepala negara sebagai panduan utama.
Selain itu, menurutnya, kedua negara secara konsisten mematuhi prinsip-prinsip geg mutual respect, kerja sama saling menguntungkan, pertukaran pengetahuan, yang memungkinkan mereka untuk membangun kemitraan strategis yang stabil, bermanfaat, intensif, dan dinamis.
Diharapkan bahwa hubungan positif dan berdinamika antara China dan Prancis dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung perkembangan hubungan yang stabil dan berkelanjutan antara China dan Uni Eropa, untuk meningkatkan solidaritas dan kemajuan dalam masyarakat internasional.
“China siap bekerja sama dengan Prancis untuk menindaklanjuti kesepahaman bersama yang penting dari kedua kepala negara, memperkuat dukungan publik, terus meningkatkan potensi kerja sama di era pascapandemi, mengonsolidasikan rasa saling percaya politis, dan mendorong kemitraan strategis komprehensif bilateral ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Wang.
Sementara itu, Bonne mengatakan bahwa Prancis menaruh perhatian besar untuk mengembangkan hubungannya dengan China. Menurut dia, Prancis mengakui status dan peran penting China di dunia, memiliki keyakinan yang kuat terhadap kinerja perekonomian China, dan tidak berniat untuk membendung perkembangan China.
Kedua belah pihak saling bertukar pandangan mengenai berbagai isu termasuk hubungan China-Uni Eropa, krisis Ukraina, konflik Palestina-Israel, perubahan iklim, dan kecerdasan buatan (AI).
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain