Jakarta, Aktual.com – Kedutaan Besar China menyebut ekstremisme keagamaan telah tumbuh dan menyebar luas dalam beberapa tahun terakhir di Xinjiang, sebuah daerah yang dihuni antara lain oleh suku Uighur, yang mayoritas beragama muslim di China.
Kedubes China, mengatakan oknum ekstremis dan teroris telah merancang dan melakukan tindakan kekerasan dan teror sebanyak ribuan kali di China, termasuk kerusuhan pada 5 Juli 2009 di Urumqi yang mengakibatkan 197 korban jiwa dan lebih dari 1.700 orang terluka.
Selanjutnya adalah serangan teror di stasiun kereta api Kunming pada 1 Maret 2014 yang mengakibatkan 31 orang tewas dan 141 orang terluka. Selain itu, mereka juga merancang dan melaksanakan sejumlah tindakan kekerasan dan teror yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang luar biasa besarnya, antara lain serangan kekerasan dan teror di Urumqi pada 22 Mei 2014, di Shanshan pada 26 Juni 2013, di Shache pada 28 Juli 2014, serta di Baicheng pada 18 September 2015.
“Masyarakat dari berbagai suku di Xinjiang sama-sama merasa marah dan mengecam kejahatan teroris,” demikian keterangan pers Kedubes China, Kamis (20/12).
Berbagai serangan tersebut, klaim Kedubes China itu, mendorong anak seorang polisi Uighur, yang kehilangan ayahnya karena gugur saat menjalankan tugas, untuk meminta pemerintah daerah secara tegas memberantas tindak pidana kekerasan dan teror sampai tuntas supaya tidak ada anak lagi yang tumbuh besar tanpa pendampingan ayahnya.
“Terorisme dan ekstremisme adalah musuh manusia. Dengan menyerap pengalaman komunitas internasional dalam melawan terorisme, China telah mengambil serangkaian langkah deradikalisasi,” kata Kedubes China.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: