Jakarta, Aktual.co —Di Bangkok, beberapa saat lalu ada sebuah iklan billborad besar di pinggir jalan dekat dengan sebuah bandara besar yang membuat banyak pelaku di pasar uang bertanya-tanya.
Iklan billboard dari Bank of China tersebut mengatakan seperti ini: “RMB: New Choice; The World Currency”.
Ya. Tiongkok sudah mulai gencar mengiklankan Renminbi (RMB) sebagai mata uang internasionalnya untuk menggeser Dollar sebagai standar mata uang internasional yang sudah mulai lapuk itu.
Dan memang fakta mengatakan bahwa Renminbi memang sudah menjadi salah satu mata uang yang dipakai di perdagangan internasional. Perannya setiap tahun bertambah di beberapa titik penting perdagangan global seperti London, Singapura, Frankfurt dan Toronto.
Perusahaan multinasional sekelas McDonald pun ternyata sudah menggunakan Renminbi dalam issuing bonds-nya. Bahkan beberapa negara (termasuk Inggris) juga sudah memakai Renminbi dalam issuing debt-nya.
Fakta ini diperkuat dengan sebuah berita dari CNBC beberapa lalu tentang hasil riset yang dikeluarkan oleh State Street dan The Economist Intelligence Unit beberapa waktu lalu. “The survey of 200 institutional investors – 100 headquartered in mainland China and 100 outside of it – published by State Street and the Economist Intelligence Unit on Thursday found 53 percent of investors think the Renminbi will surpass the U.S. dollar as the world’s major reserve currency,” demikian cuplikan dari survei itu.
Dengan mengandalkan sekitar 30 ribu ton emas cadangan emas, yang dukumpulkan sejak tahun 1983 itu, Tiongkok sebenarnya mulai mengawali agenda besarnya untuk menggeser dominasi Dollar. Apalagi, ketika Russia (berikut cadangan emas yang dimilikinya) juga ikut “mendukung” langkah besar itu.
Akan tiba saatnya, dua mata uang besar bersaing untuk menjadi yang terkuat: Renminbi atau Dollar.
Siapa pemenangnya? Kita lihat nanti…
Artikel ini ditulis oleh:

















