Cianjur, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meraih prestasi gemilang dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayahnya.
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, angka stunting berhasil diturunkan dari 37 persen menjadi 13 persen melalui pendekatan berbasis pangan lokal.
Keberhasilan ini dipicu oleh kekayaan sumber daya alam Cianjur yang berlimpah, seperti laut, hutan, dan danau yang mengandung gizi luar biasa.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengungkapkan bahwa upaya penurunan stunting telah berhasil di sejumlah wilayah Cianjur melalui konsep berbasis pangan lokal.
Misalnya, di wilayah Waduk Jangari, ikan menjadi konsumsi utama untuk menangani stunting. Di bagian selatan, dimana laut tersedia, ikan laut menjadi pilihan konsumsi yang tepat. Sementara di Kecamatan Cikadu, konsumsi umbi-umbian menjadi andalan.
Pemanfaatan pangan lokal yang melimpah ini menjadi kunci sukses Cianjur dalam mereduksi angka stunting.
Dari angka 40 persen atau sekitar 200 ribu balita penderita stunting pada tahun 2022, angka tersebut berhasil ditekan menjadi 37 persen pada tahun 2023, dan akhirnya turun drastis menjadi 13 persen.
Penurunan sebanyak 20 persen ini menunjukkan kerja keras pemerintah daerah dan masyarakat Cianjur dalam menjaga kesehatan generasi muda.
Bupati Cianjur menyebut prestasi ini sebagai yang terbesar di Indonesia dalam hal penurunan angka stunting. Keberhasilan ini diraih melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat.
Dampak baik dari penurunan angka stunting ini diyakini akan dirasakan dalam jangka waktu 15 hingga 20 tahun ke depan, dengan anak-anak Cianjur menjadi generasi yang cerdas, sehat, dan berakhlak mulia.
Jabatan Fungsional Penata Kependudukan KB Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Cianjur, Ida Farida, menegaskan bahwa prestasi Cianjur dalam menurunkan stunting telah menjadikannya peringkat ketiga terbaik di Jawa Barat.
Dengan pencapaian ini, Cianjur menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain dalam menjaga kesehatan dan kualitas generasi muda.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Firgi Erliansyah