Jakarta, Aktual.com — Pengembangan Cikarang Dry Port (CDP) diyakini bisa menjadi solusi menurunkan permasalahan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan pengembangan CDP ini, potensi penurunan dwelling time bisa mencapai 2,3 hari.
“Untuk kegiatan impor di CDP saat ini sudah 50 ribu TEUs (setara 1 kontainer kecil) per tahun, sementara kapasitasnya bisa sampai 2 juta TEUs,” kata Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang, Djanurindo Wibowo di CDP, Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (4/11).
Selain itu, lanjut dia, pihak CDP juga telah menyiapkan penampungan kapas, mengingat masih banyaknya Indonesia yang berada di gudang penimbunan Malaysia dan Singapura sehingga mengakibatkan cost yang mahal dan dwelling time yang lama.
“Karena memang user barang itu, Indonesia. Itu memang bukan kerja gampang, butuh partnership. Sekarang, CDP punya gudang sendiri untuk itu,” ujar dia.
Kepala Satgas Dwelling Time, Agung Kuswandono menambahkan, saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan untuk melindungi konsumen dan pelaku industri yang melakukan impor bahan baku.
“Jadi kami enggak ingin hilangkan peraturan yang sudah ada, yang memang diperlukan untuk melindungi industri dalam negeri, melindungi konsumen dalam negeri, jadi nanti pelabelan akan diproses di CDP, untuk itu, cukai kerjasama dengan kemendag akan buka pos khusus di CDP,” terangnya.
Ia melanjutkan, untuk menjamin hal ini bisa dilaksanakan, bea cukai telah minta kepada CDP untuk menyediakan lokasi khusus di area penimbunan kontainer yang bisa digunakan untuk pelabelan merek dagang.
“Kebijakan ini sudah disosialisasikan melalui media termasuk media asing dan telah dipahami oleh importir,” tandas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka