Maulana Syarif Sidi Syaikh Dr. Yusri Rusydi Sayid Jabr Al Hasani saat menggelar Ta’lim, Dzikir dan Ihya Nisfu Sya’ban (menghidupkan Nisfu Say’ban) di Ma’had ar Raudhatu Ihsan wa Zawiyah Qadiriyah Syadziliyah Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation Jl. Tebet Barat VIII No. 50 Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Cinta merupakan perkara yang pasti dimiliki oleh seseorang, cinta kepada anak, harta, istri ataupun yang lainnya. Cinta juga salah satu bukti bahwa orang tersebut masih memiliki hati.

Maulana Syekh Yusri mengatakan bahwa perkara yang mati saja memiliki rasa cinta kepada baginda SAW, maka seorang mukmin hendaklah memiliki rasa cintanya kepada sang baginda di atas cinta makhluk hidup lainnya, karena manusialah yang Allah Ta’ala muliakan dengan akalnya.

Sebagai contoh adalah gunung Uhud, yaitu gunung yang membentang luas di kota Madinah, sering kali baginda berkata tentanya, bahwa gunung ini telah mencintai dirinya dan para sahabatnya. Imam Bukhari meriwayatkan melalui Anas bin Malik RA, bahwa dirinya berkata

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم طَلَعَ لَهُ أُحُدٌ فَقَالَ هَذَا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ

“Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika telah nampak padanya gunug Uhud, maka baginda berkata: ini adalah gunung yang cinta kepada kami, dan kami juga mencintainya,” (HR. Bukhari).

Syekh Yusri menambahkan, bahwa seorang mukmin hendaklah memiliki cinta yang lebih dari pada makhluk lainnya. Karena dengan rasa cintanya kepada baginda inilah, seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan yang paling mulia di sorganya. Sebagaimana telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa ada sahabat yang bertanya tentang kapan hari kiamat, maka bagindapun bartanya balik kepadanya, apa yang kamu siapkan untuk hari kiamat ini, lalu dirinya berkata: tidak ada apa-apa yang aku persiapkan, hanya rasa cinta kepada Allah dan Rasulnya saja. Kemudian bagindapun bersabda kepadanya

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“Kamu bersama dengan orang yang kamu cintai,” (HR. Bukhari).

Kedudukan Baginda Nabi SAW adalah kedudukan yang paling mulia, sehingga orang-orang yang mencintainya, juga akan mendapatkan kemuliaan di sorga firdausnya. Dengan cinta, seorang mukmin bisa mendapatkan kemuliaan yang tidak bisa di dapat hanya dengan beramalkan ibadah lahir saja, karena terkadang amal batin ini lebih besar pahalanya jika dibandingkan dengan ibadah dhahir lainnya, tegas syekh Yusri dalam kesempatan lainnya.

Wallahu A’lam.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain