Jakarta, aktual.com – Nabi Muhammad ﷺ adalah pribadi agung yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menyampaikan risalah Allah ﷻ kepada umat manusia. Beliau tidak hanya berperan sebagai penyampai wahyu, tetapi juga sebagai pendidik, pembimbing, dan teladan utama dalam setiap aspek kehidupan. Segala tindakan, ucapan, dan akhlaknya mencerminkan kasih sayang yang mendalam kepada umatnya. Bahkan terhadap mereka yang pernah menyakiti, mengusir, dan memerangi beliau, Rasulullah tetap menunjukkan kelapangan hati, kelembutan, dan kasih sayang.
Allah sendiri menegaskan sifat-sifat mulia Nabi Muhammad ﷺ dalam firman-Nya:
(QS التوبة: 128)﴿لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ﴾
Ayat ini menggambarkan bahwa Rasulullah ﷺ merasakan berat penderitaan umatnya, menginginkan keselamatan bagi mereka, dan penuh kasih sayang terhadap orang-orang beriman. Inilah bukti nyata bahwa kehidupan beliau dipenuhi kepedulian yang tulus dan tidak terbatas.
Karena itu, mencintai Rasulullah ﷺ merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Lebih dari sekadar kewajiban, kecintaan kepada beliau sejatinya adalah bagian dari kecintaan kepada Allah ﷻ. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:
(QS آل عمران: 31)﴿قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ﴾
Ayat ini mengajarkan bahwa ukuran cinta kepada Allah adalah sejauh mana seorang Muslim mengikuti Rasulullah ﷺ. Dengan mengikuti sunnahnya, seseorang bukan hanya mendapat cinta Allah, tetapi juga memperoleh ampunan atas dosa-dosanya.
Rasulullah ﷺ juga menegaskan pentingnya menempatkan kecintaan kepada beliau di atas segalanya. Dalam sebuah hadis sahih, beliau bersabda:
(رواه مسلم)«لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ»
Hadis ini menegaskan bahwa kesempurnaan iman tidak akan tercapai kecuali ketika seorang Muslim menempatkan Nabi ﷺ sebagai sosok yang paling dicintai, bahkan melebihi keluarga, harta, dan seluruh manusia lainnya. Dalam riwayat lain, Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya adalah salah satu tanda manisnya iman.
Allah ﷻ pun memperingatkan bahaya jika kecintaan terhadap dunia, keluarga, atau harta lebih besar daripada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Firman-Nya:
﴿قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ﴾(QS التوبة: 24)
Ayat ini menjadi peringatan keras agar umat Islam tidak mendahulukan kecintaan pada keluarga, harta, dan dunia di atas cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika hal itu terjadi, Allah ﷻ memperingatkan dengan ancaman yang sangat berat.
Maka, bagaimana bentuk nyata cinta kepada Rasulullah ﷺ? Para ulama menjelaskan setidaknya ada dua wujud utama.
Pertama, meneladani sikap dan perilaku Rasulullah ﷺ serta menaati perintahnya. Allah ﷻ menegaskan:
(QS الأحزاب: 21) ﴿لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا﴾
Ayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik bagi siapa saja yang mengharap ridha Allah dan kebahagiaan akhirat. Maka, cinta kepada beliau harus dibuktikan dengan ketaatan, meneladani akhlaknya, serta melaksanakan sunnahnya.
Kedua, merindukan dan mengingat Rasulullah ﷺ dengan memperbanyak shalawat dan mengikuti amal-amal yang beliau contohkan. Kerinduan itu menumbuhkan dorongan untuk selalu mendekatkan diri kepada beliau, dengan harapan kelak memperoleh syafaatnya di hari kiamat. Allah ﷻ memerintahkan kaum beriman untuk bershalawat kepada Nabi dalam firman-Nya:
(QS الأحزاب: 56) ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
Perintah ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan Rasulullah ﷺ, hingga Allah ﷻ sendiri bersama malaikat-Nya bershalawat kepada beliau. Maka seorang Muslim yang mencintai Rasulullah sudah semestinya memperbanyak shalawat, meneladani akhlaknya, dan selalu menghadirkan beliau dalam ingatan dan amalan sehari-hari.
Dengan demikian, kecintaan kepada Rasulullah ﷺ bukan sekadar pengakuan lisan, melainkan komitmen nyata yang terwujud dalam ketaatan, teladan, kerinduan, dan shalawat. Inilah bukti cinta sejati yang akan menghantarkan seorang Muslim meraih kasih sayang Allah ﷻ serta syafaat Nabi Muhammad ﷺ di akhirat kelak.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















