Selain itu, diperlukan juga evaluasi stok beras di pasaran dan tempat-penggilingan.

“Dari situ akan terlihat semuanya, berapa yang diserap dari petani, berapa stok di pasaran, dan berapa kebutuhan nasional. Kemudian dihitung kebutuhan impornya berapa. Karena impor ini tujuannya untuk menutupi defisit neraca beras kita,” tuturnya.

Alamsyah juga meminta kepada BPS untuk segera merilis hasil perhitungan data produksi beras yang telah dilakukan menggunakan metode kerangka sampling area (KSA).

Terkait dengan polemik yang terjadi antara Dirut Perum Bulog, Budi Waseso dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dirinya berharap agar koordinasi dan komunikasi antarlembaga lebih dikedepankan.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid