Saidah menyatakan pemerintah harus berhati-hati dalam melakukan intervensi melalui kebijakan karena hal tersebut dinilai bakal memengaruhi harga beras di pasar.
Ia mencontohkan, seperti saat ini disaat akan panen raya harga beras tetap tinggi karena ada kebijakan fleksibilitas harga pembelian oleh Bulog sebesar 20 persen.
“Problemnya, Bulog diperbolehkan untuk menggunakan flksibilitas harga sebesar 20 persen dari HPP. Harga Bulog itu menjadi referensi secara nasional. Lalu bagaimana kalau harganya tinggi atau di atas HPP? Hal ini akan berakibat pada kenaikan harga beras di pasar karena semua akan ikut naik menyesuaikan harga Bulog,” katanya.
Saidah mengingatkan bahwa ketika harga Bulog mahal maka hal ini akan memengaruhi harga di tingkat konsumen. Ia juga menyoroti persoalan data terkait beras yang seringkali berbeda-beda antara satu institusi dengan institusi lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid