Hal tersebut penting, lanjutnya, karena trauma bisa menjadi masalah berkepanjangan kalau tidak diatasi.

“Melalui kegiatan-kegiatan pemulihan yang bersifat edukatif dan menghibur, siswa dan para guru bisa dilibatkan. Dengan terlibat dalam kegiatan seperti ini, proses pemulihan pelan-pelan dimulai,” papar Pandu.

Selain itu, ia juga menyoroti pembangunan kembali sekolah-sekolah yang rusak juga harus mendapatkan perhatian, serta endataan sarana dan prasarana pendidikan sangat diperlukan sebagai bagian dari proses pemulihan kondisi psikologi para korban, terutama siswa dan guru, yang memang berkaitan langsung dengan kegiatan belajar mengajar.

Sebelumnya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) akan menyiapkan tenaga konseling untuk membantu pemulihan psikologis anak dan perempuan korban gempa bumi dan tsunami Palu, Sulawesi tengah.

“Pendampingan tenaga psikologi untuk korban gempa Palu dalam rangka membantu mengatasi trauma perempuan dan anak,” ungkap Menteri PPPA Yohana Yembise di Kampung Wardo, Distrik Biak Barat selepas pelantikan pengurus Srikandi Sungai Indonesia, Selasa (2/10).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid