Pintu masuk di luar pun dibuat dari daun kelapa yang dipadukan dengan kain, laiknya umat Hindu Bali ketika ada upacara keagamaan, kematian atau pernikahan.
Pendeta Muda GBIS Singaraja, Feby Molansa menjelaskan, penggunaan busana dan dekorasi ala budaya Bali untuk menunjukkan kebersamaan dalam perbedaan.
“Ini sengaja dilakukan untuk menunjukkan wujud kebersamaan dalam perbedaan, serta bentuk toleransi dan saling menghargai antar-warga yang berbeda keyakinan di tanah Bali,” kata Feby, Ahad (24/12).
Tak hanya itu, Feby menilai penggunaan busana Bali juga sebagai bentuk penghormatan budaya Bali yang adi luhung. “Ini bentuk penghormatan kami terhadap budaya Bali yang sangat luhur,” ujarnya.
Pantauan di lokasi, warga nampak khidmat menjalani Misa Natal. Mereka nampak riang gembira merayakat kelahiran Yesus Kristus. (Laporan Bobby Andalan, Bali)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid