Tentara Israel dan seorang pemukim menembak mati dua warga Palestina yang mencoba untuk menikam orang-orang Yahudi dalam insiden terpisah di Yerusalem timur dan Tepi Barat, kata tentara dan polisi Israel, Sabtu (17/10).
Dalam serangan pertama, seorang warga Palestina mencoba untuk menusuk seorang pemukim Israel di pusat kota Hebron, Tepi Barat, dekat daerah permukiman Yahudi, tempat 500 pemukim hidup di bawah perlindungan tentara yang dikelilingi oleh hampir 200.000 warga Palestina.
Pemukim Yahudi menanggapi percobaan penusukan itu dengan menembaki penyerangnya, kata militer Israel, yang juga mengatakan bahwa warga Palestina telah mencoba tetapi gagal untuk melukai pria Yahudi itu.
Sumber-sumber Palestina mengidentifikasi bahwa penyerang itu bernama Fadel al-Kawatsmi berusia 18 tahun, dan dikonfirmasi telah meninggal.
Beberapa menit kemudian, di Yerusalem timur yakni wilayah yang diambil alih oleh Israel, seorang warga Palestina kedua ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel ketika mencoba untuk menusuk seorang tentara Israel di sebuah pos pemeriksaan, kata polisi.
Juru bicara Kepolisian Israel Louba Samri mengatakan warga Palestina, yang masih belum diketahui identitasnya itu, tewas di tempat setelah ia mencoba untuk menusuk tentara di lingkungan permukiman Israel Armon Hanetsiv, yang juga dikenal sebagai East Talpiot.
Pasukan keamanan Israel telah dikerahkan secara besar-besaran di Yerusalem setelah serangan warga Palestina yang berlangsung selama dua minggu di kota dan di seluruh Israel.
Tujuh orang Israel tewas dan puluhan lainnya terluka akibat kekerasan yang terjadi sejauh ini, sementara hampir 40 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka dalam bentrokan.
Kekerasan telah memicu kekhawatiran aksi intifada Palestina ketiga, atau pemberontakan terhadap pendudukan Israel, dapat terjadi lagi.
Dalam pemberontakan Palestina pada 1987-1993 dan 2000-2005, ribuan orang tewas dan lebih banyak lagi terluka dalam kekerasan yang terjadi hampir setiap hari.
Insiden terbaru terjadi sehari setelah warga Palestina menyerukan “Jumat Revolusi” terhadap Israel.
Warga Palestina juga melakukan aksi pembakaran pada Kamis malam terhadap Makam Yusuf, yakni sebuah kuil di kota Nablus yang terletak di Tepi Barat yang dipercayai oleh banyak orang Yahudi sebagai tempat peristirahatan terakhir tokoh Alkitab bernama Yusuf.
Kuil, yang dipercayai orang Muslim sebagai tempat seorang ulama Islam Sheikh Yussef Dawiqat dimakamkan dua abad yang lalu, berada di bawah kekuasaan Palestina.
Aksi kekerasan dimulai pada 1 Oktober, ketika sebuah jaringan yang diduga gerakan Islam Hamas membunuh sepasang suami-istri pemukim Yahudi di Tepi Barat di depan anak-anak mereka.
Pembunuhan tersebut diikuti bentrokan antara pasukan Israel dan pemuda Palestina yang terjadi beberapa kali di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem timur pada September.
Artikel ini ditulis oleh: