Ketua Komisi IV DPR RI yaitu Siti Hediati Soeharto (Fraksi Partai Gerindra), Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman (Fraksi PDI-Perjuangan), Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Panggah Susanto (Fraksi Partai Golkar), Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan (Fraksi PAN) dan Abdul Kharis Almasyhari (Fraksi PKS). saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Jakarta, Aktual.com – Produk cokelat asli Bali kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, mengapresiasi capaian para petani kakao yang berhasil menembus pasar global dengan kualitas produk yang diakui dunia.

Dalam kunjungan kerja ke Tabanan, Bali, Jumat (18/7), Titiek menegaskan potensi kakao Indonesia masih sangat besar untuk terus dikembangkan.

“Produksi cokelat di sini luar biasa. Kita ini penghasil cokelat terbesar dunia, dan saya kira ini masih bisa ditingkatkan lagi,” ujar Titiek.

Ia menilai, keberhasilan ekspor ini tidak hanya menambah devisa negara, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan pendapatan petani. Titiek juga memberi apresiasi kepada Badan Karantina Indonesia (Barantin) yang dinilai aktif memberikan pendampingan, edukasi, dan kemudahan proses ekspor bagi petani maupun pelaku UMKM.

Aroma Khas, Pasar Dunia Terpikat
Kepala Barantin, Saht M. Panggabean, mengungkapkan bahwa kakao Bali diminati pasar mancanegara berkat aroma dan cita rasa khas, serta teksturnya yang tidak mudah meleleh.

Data sertifikasi karantina mencatat, sepanjang 2024 ekspor kakao Bali mencapai 372,3 ton dengan nilai sekitar Rp1,6 miliar. Produk tersebut diekspor dalam bentuk kakao blok, biji, dan bubuk ke sejumlah negara seperti Irlandia, Jepang, Lithuania, Australia, Uni Emirat Arab, Jerman, Arab Saudi, Belanda, Tiongkok, dan Prancis.

Dari Bali ke Dunia
Ekspor kali ini dilakukan PT Cau Coklat Internasional untuk pasar Australia. Perusahaan ini sebelumnya juga telah menembus Malaysia, Singapura, Jepang, Qatar, dan Selandia Baru.

CEO PT Cau Coklat Internasional, Kadek Surya Prasetya Wiguna, menyebut perusahaannya berdiri sejak 2014 dan awalnya fokus pada produksi cokelat serta bisnis agrowisata. Namun sejak 2018, mereka memperluas usaha menjadi distributor produk non-cokelat.

Dengan kapasitas produksi mencapai dua ton per hari, perusahaan menggandeng mitra di Surabaya untuk memperkuat produksi, serta membangun gudang penyimpanan di Seminyak dan Tabanan. Distribusi produk dilakukan melalui jaringan toko oleh-oleh ternama seperti Krisna Oleh-oleh, Keranjang Bali, Transmart, Coco Mart, hingga Duty Free bandara.

Untuk sektor agrowisata, Cau Coklat memanfaatkan agen perjalanan dengan target wisatawan lokal maupun mancanegara. Saat ini, mereka mempekerjakan lebih dari 150 tenaga kerja di bidang produksi, pemasaran, dan manajemen.

“Ke depan, kami berharap bisnis ini terus tumbuh dengan jangkauan pasar yang lebih luas,” tegas Kadek Surya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain