Bogor, aktual.com – Warga Kampung Ciwaringin Boy mengeluhkan keberadaan pasar tumpah di Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah. Pasalnya kehadiran pasar tersebut menimbulkan kemacetan, premanisme hingga gundukan sampah di sekitar lokasi.
“Kita sudah berusaha dengan membuat pengaduan ke Pemkot Bogor tetapi sudah hampir bertahun-tahun tidak ada tindakan tegas,” ujar Boy warga RT 2 RW 5 Kampung Ciwaringin, Minggu (8/9/2024).
Boy menceritakan asal usul dari pasar tumpah tersebut. Sudah hampir puluhan tahun pasar tumpah itu tidak dapat tindakan tegas dari Pemkot maupun Polres Kota Bogor.
“Sejak tahun 2020 sampai terakhir 2023 kami sudah berkirim surat kepada pemerintah daerah. Sempat ada relokasi beberapa kali terhadap pedagang di pasar tumpah presiden, tetapi mereka kembali lagi ke jalan karena Satpol PP sampai aparat kepolisian tidak berani menangkap pelaku yg mengancam mereka,” ujarnya.
Belakangan keberadaan pasar itu lanjut Boy mulai meresahkan warga. Tidak hanya timbulkan kemacetan, tetapi tumpukan sampqh sisa pasar menimbulkan aroma tidak sedap ke pemukiman warga.
“Pasar itu beroperasi dari jam 9 malam sampai jam 7 pagi, sudah pasti yang namanya macet jadi makanan sehari-hari belum lagi sisa sampah pasar yang bau,” imbuhnya.
Menurut Boy sebagian pedagang di pasar tersebut bersedia di relokasi. Akan tetapi selama ini mereka mendapat intimidasi dari ormas.
“Warga kita ada yang jualan di pasar itu dan belakangan mereka mengeluhkan karena ada pungli dari ormas dari BPPKB Banten, pedagang itu harus setor Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu,” kata Boy.
Boy mengatakan tidak hanya aksi premanisme, ormas itu juga mengintimidasi warga dan pedagang. Bahkan mereka berani mengancam pedagang dan warga dengan senjata tajam dan senjata api.
“Info yang saya terima ada warga yang jadi pedagang di pasar itu jadi korban pembacokan hingga meninggal dunia oleh ormas itu, korbannya warga kita yang juga pedagang di pasar,” kata Boy.
Boy mengharapkan Pemkot Bogor berani tindak tegas dengan relokasi pasar tumpah presiden di jalan Merdeka, Bogor Tengah. Sehingga tidak ada lagi kemacetan dan aksi premanisme di lokasi itu.
“Harapannya kita minta Pemkot Bogor mau relokasi pedagang jadi tidak lagi ada kemacetan, dan pihak kepolisian juga menindak tegas ormas yang melakukan premanisme di pasar itu, karena kami sendiri sudah merasa resah,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano