Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) Tom Pasaribu mengatakan, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sebenarnya sudah mendapatkan sorotan sejak lama. Akan tetapi, selama itu pula Presiden Jokowi seakan bergeming dengan tetap mempertahankan keduanya.

“Menteri BUMN dan Dirut Pelindo ini kan sudah sangat lama disorot, tetapi didiamkan. Lalu isu ini sengaja ditenggelamkan melalui kasus Setya Novanto,” terangnya saat dihubungi, Jumat (18/12).

Menurut relawan Jokowi pada Pilpres 2014 itu, pangkal permasalahan yang belakangan mencuat ke permukaan kalau dilihat secara jernih sebetulnya tidak bisa dilepaskan dari permasalahan Pelindo II. Selain itu juga soal rencana perpanjangan PT Freeport Indonesia yang sengaja digulirkan Menteri ESDM Sudirman Said.

Saat kasus Pelindo II mencuat, Kabareskrim saat itu Budi Waseso, bermaksud membongkar kecurangan demi kecurangan yang dilakukan RJ Lino. Budi Waseso terpental karena kuatnya ‘backing’ Lino.

“Rekomendasi Pansus Pelindo ini pembuktiannya, berani tidak Jokowi mengganti Rini Soemarno dan Lino demi kepentingan rakyat Indonesia. Kalau dirunut ke belakang, Buwas kan bermaksud membongkar Pelindo, kan publik melihat siapa saja yang ditelepon Lino. Buwas akhirnya terpental,” beber Tom.

“Soal Freeport, kan kita juga tahu bagaimana surat 7 Oktober yang dikeluarkan Sudirman Said, ketika Menteri ESDM jawab perusahaan asing (Freeport). Masa kita dibodoh-bodohi terus sama hal-hal seperti ini,” sambungnya.

Artikel ini ditulis oleh: