Penjara di Turki, foto: Human Right Watch

Ankara, aktual.com – Setelah jeda karena wabah Covid-19, Rezim Presiden Recep Tayyip Erdogan di Turki kembali melakukan aksi penahanan massal. Hampir setiap hari dilakukan penahanan ke masyarakat atas dugaan mengikuti atau terlibat dalam gerakan ulama Fethullah Gülen, yang dituduh mengatur upaya kudeta 2016 meskipun hal ini sudah dibantah keras.

Kepala Kantor Kejaksaan Umum Istanbul pada hari Selasa (2/6) mengeluarkan surat perintah penahanan untuk 118 orang, sebagian besar anggota pasukan militer dan keamanan, atas dugaan hubungan dengan Gulen, menurut kantor berita Turkisminute(3/6), mengutip Anadolu yang dikelola pemerintah.

Kantor kejaksaan mengatakan telah mengeluarkan surat perintah penahanan untuk 42 anggota militer dan gendarmerie menyusul adanya pernyataan yang dibuat oleh orang-orang yang sebelumnya ditahan dan juga analisis panggilan telepon berbayar. Di antara mereka ada 24 petugas yang bertugas aktif.

Kejaksaan juga meminta penahanan 76 anggota militer dan gendarmerie serta warga sipil dalam operasi terpisah setelah menentukan mereka menggunakan telepon umum untuk menghubungi anggota jaringan Gulen.

Tujuh puluh empat dari mereka bertugas aktif. Kantor berita Anadolu mengatakan setidaknya 72 tersangka ditahan dalam penggerebekan polisi di 35 provinsi.(*)

Sejak kudeta yang gagal pada Juli 2016, Turki telah melakukan operasi ‘pembersihan’ atas sekitar 130.000 pegawai negeri dan memenjarakan ribuan orang, termasuk hakim, jaksa, jurnalis, aktivis, dokter, dan pengusaha.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Tino Oktaviano