Mungkin pak Menteri berasumsi, kalau industri crumb rubber lebih banyak asingnya, maka pembelian bahan olah karet (Bokar) petani bakal meningkat. Maaf ya, sama sekali tidak ada jaminan ini terjadi. Yang ada, mungkin justru sebaliknya. Lonjakan biaya produksi akibat makin banyaknya pemain, tidak serta-merta bisa dimasukkan ke harga ekspor.

Pada titik ini, pabrikan terpaksa akan menurunkan harga pembelian Bokar petani. Jika sekarang komposisinya masih sekitar 85% dari FOB SIR, bukan mustahil pabrikan bakal menurunkan jadi 80% atau lebih rendah lagi.
Jadi, pak menteri, sebaiknya niat anda itu dikaji lagi dengan benar-benar cermat.

Ngeri membayangkan yang terjadi jika rencana tersebut melenggang. Pelaku lokal dipastikan bergelimpangan. Bukan hanya itu, asumsi mendongkrak pendapatan petani juga cuma jadi ilusi. Jangan karena kebijakan tak cermat malah jadi kiamat.

Lain halnya jika memang ini yang dikehendaki Pemerintah. Tapi, mosok iya sih Pemerintah mau ‘jahat’ kepada rakyatnya sendiri dengan cara seperti itu? (*)

Jakarta, 15 Maret 2018
Edy Mulyadi, Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid