Semarang, Aktual.com — Hasil tangkapan nelayan di Semarang menurun drastis akibat cuaca buruk, angin kencang, dan gelombang besar yang melanda pesisir utara Jawa akhir-akhir ini .
“Biasanya sekali melaut saya mendapatkan sekitar 5 kuintal ikan, tetapi karena cuaca buruk, gelombang, dan angin yang cukup kencang hasil tangkapan ikan menjadi menurun drastis,” ujar nelayan Tambak Lorok Suroso di Semarang, Rabu (12/8).
Menurut dia, hasil tangkapan ikan yang didapat dalam sekali melaut akhir-akhir ini hanya sekitar 2-3 kuintal. Penurunan tersebut terjadi sejak awal bulan Agustus.
“Untuk sementara ini saya masih melaut setiap hari meskipun hasil tangkapan tidak seberapa, saya berangkat melaut sekitar pukul 20.00 WIB dan pulang sekitar pukul 03.00 WIB setiap harinya,” katanya.
Dirinya bersama nelayan lain memutuskan tetap melaut meski cuaca tidak bersahabat karena menurutnya terkadang prediksi cuaca yang diterima tidak tepat.
Menurut dia, jika cuaca sedang bagus, para nelayan bisa memperoleh ikan berukuran besar di antaranya ikan tenggiri dan layur, tetapi jika cuaca sedang buruk hanya ikan-ikan kecil yang berhasil ditangkap di antaranya ikan teri, wader laut, sreteng, cumi-cumi, dan udang.
Sementara itu, tidak sedikit nelayan yang enggan melaut karena cuaca buruk. Jika tidak melaut, para nelayan memilih untuk memperbaiki kapal dan jaring untuk menangkap ikan.
Mengenai kondisi cuaca yang masih tidak menentu ini pihaknya berharap ada bantuan dari Pemerintah salah satunya dengan tidak menaikkan harga solar.
“Untuk satu kapal kecil saja untuk sekali melaut bisa menghabiskan sekitar 10 liter solar. Saya berharap tidak ada kenaikan harga solar supaya tidak berpengaruh pada nelayan kecil seperti kami,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Tengah Ali Mulyono berharap agar Pemerintah memastikan kelancaran pemberian sembako bagi para nelayan selama masa paceklik.
“Harapannya pemberian sembako bisa lancar, karena kami akui sejak pengelolaan tempat pelelangan ikan diserahkan kepada masing-masing Pemerintah kota/kabupaten, kebijakannya tidak sama. Ini berpengaruh terhadap kelancaran pemberian bantuan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: