Nelayan Jepara

Padang, aktual.com – Sejumlah nelayan di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), terpaksa tidak melaut karena cuaca buruk yang terjadi di daerah itu beberapa hari terakhir.

“Ini sudah hari ketiga kapal tidak melaut karena kondisi cuaca yang memang tidak memungkinkan. Angin kencang dan ombak besar,” kata nelayan sekaligus pemilik kapal Adi (39), di Padang, Minggu (29/7).

Selama tiga hari tersebut kapal miliknya sebanyak tiga unit hanya bersandar di Sungai Batang Arau, Muaro Padang.

“Rencananya kapal akan berangkat pada hari ini, namun dapat informasi kalau di laut cuaca masih buruk,” katanya.

Ia menyebutkan kapal itu biasanya mencari ikan ke laut perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai.”Sengaja para awak kapal diminta tidak memuat persiapan terlebih dahulu. Karena akan merugi jika terlanjur memuat namun cuaca belum membaik, salah satunya batu es,” katanya.

Ia menyebutkan pengeluaran untuk sekali kapal berangkat dengan empat orang awak sekitar Rp12 juta.

Dampak tidak jalannya kapal tersebut, dalam dua hari terakhir tidak ada ikan yang dapat dijual.

“Biasanya dalam satu hari masuk 300-400 kilogram, tapi sudah dua hari ini kosong,” katanya.

Adi termasuk 12 nelayan yang bekerja di kapalnya, sampai sekarang masih menunggu perkembangan cuaca hingga memungkinkan untuk melaut.Padang, 29/7 (Antara) – Sejumlah nelayan di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), terpaksa tidak melaut karena cuaca buruk yang terjadi di daerah itu beberapa hari terakhir.

“Ini sudah hari ketiga kapal tidak melaut karena kondisi cuaca yang memang tidak memungkinkan. Angin kencang dan ombak besar,” kata nelayan sekaligus pemilik kapal Adi (39), di Padang, Minggu.

Selama tiga hari tersebut kapal miliknya sebanyak tiga unit hanya bersandar di Sungai Batang Arau, Muaro Padang.

“Rencananya kapal akan berangkat pada hari ini, namun dapat informasi kalau di laut cuaca masih buruk,” katanya.

Ia menyebutkan kapal itu biasanya mencari ikan ke laut perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

“Sengaja para awak kapal diminta tidak memuat persiapan terlebih dahulu. Karena akan merugi jika terlanjur memuat namun cuaca belum membaik, salah satunya batu es,” katanya.

Ia menyebutkan pengeluaran untuk sekali kapal berangkat dengan empat orang awak sekitar Rp12 juta.

Dampak tidak jalannya kapal tersebut, dalam dua hari terakhir tidak ada ikan yang dapat dijual.

“Biasanya dalam satu hari masuk 300-400 kilogram, tapi sudah dua hari ini kosong,” katanya.

Adi termasuk 12 nelayan yang bekerja di kapalnya, sampai sekarang masih menunggu perkembangan cuaca hingga memungkinkan untuk melaut.

Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang