Jakarta, Aktual.co — Ditengah panasnya isu penetapan calon Kapolri Budi Gunawan menjadi tersangka dugaan kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, PDI Perjuangan tiba-tiba membongkar agenda pertemuan antara Ketua KPK, Abraham Samad dengan para petinggi PDIP terkait pilpres 2014.
Dalam akun twitternya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai tak salah apa yang dilakukan oleh Samad melakukan pertemuan dengan petinggi PDI Perjungan. Namun, hal tersebut salah jika dalam pertemuan itu sampai menolong orang PDIP yang tengah berurusan dengan hukum.
“Tak salah AS dekati PDIP utk jd Cawapres. Tp klo utk itu smpai nolong orng PDIP dr kss korupsi spt dlm (menujukan isi berita soal soal Samad yang membantu menyelesaikan sebuah kasus yang menjerat salah satu anggota PDIP. ) CK  itu serius,” cuit Mahfud MD di @mohmahfudmd, Jumat (23/1).
Cuitan Mahfud MD pun mengundang banyak komentar dari pengguna lainnya, @rizqysafaah “mmng saya s3mpat curiga pada beliau, waktu sdh dkat pemilu, hampir smua lawan politik PDI gencar di BOMBARDIR KPK, itu firasat.”
@hotman_sitorus, “betul tetapi AS menjadi salah ketika tidak mengakui.”
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristyanto membuka soal pertemuannya dengan Abraham Samad  di masa-masa Pilpres 2014. Hasto menyampaikan hal itu di The Capital Residence, kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (22/01). Menurut dia, ketika itu Samad menjunjukkan keinginannya menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2014.
Pertemuan terjadi di awal 2014 ketika itu dia berada di Surabaya. Hasto mengaku akan menjelaskan perihal pertemuan itu di depan Komite Etik KPK jika sudah terbentuk.
Hasto mengatakan, Abraham Samad secara terang-terangan telah membantu menyelesaikan sebuah kasus yang menjerat salah satu anggota PDIP. Pada pertemuan selanjutnya, Samad terang-terangan ingin menjadi pendamping Jokowi sebagai calon Wakil Presiden.
Selanjutnya terjadi lagi pertemuan di Yogyakarta. Ketika itu, hadir Hendropriyono dan tokoh PDIP lainnya yang kini menduduki jabatan kursi kabinet kerja Jokowi-JK.
Hasto menyebut, pertemuan semakin intens dengan Abraham Samad terkait keinginannya menjadi pendamping Jokowi. Bahkan sebelum pengajuan terakhir Capres-Cawapres ke KPU pada 19 Mei 2014. Namun, ketika itu sudah dipastikan di tingkat elite PDIP, pasangan Capres-Cawapres untuk periode 2014-2019 adalah Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Hasto pun menyampaikan secara blak-blakan kepada Samad bahwa cawapres pilihan Jokowi adalah Jusuf Kalla. Hasilnya, Samad merasa kecewa. Lalu Samad menuding Budi Gunawan sebagai biang persoalan dia tidak menjadi pendamping Jokowi.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu