Jakarta, Aktual.com — Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut kritik pers pada pemerintahan Presiden Joko Widodo melunak.
“Partai Demokrat, dan saya pribadi sebagai seorang pencinta demokrasi, tercengang melihat perubahan sangat dramatis dalam dunia pers dan media masa kita. Dulu, boleh dikata tiada hari tanpa kritik dan serangan pers, baik kepada pemerintah maupun saya pribadi,” ujarnya dikediamanya, Puri Cikeas, Bogor, Kamis (10/6).
Ia membandingkan kritik pers saat ia menjabat sebagai presiden begitu keras. Namun kritik itulah yang menurutnya menjadi salah satu cara mensukseskan pemerintahan.
“Meskipun kritik dan serangan itu sering berlebihan disertai dengan sinisme yang tinggi, tetapi saya berterima kasih karena akhirnya kekuasaan yang saya miliki dikontrol secara ketat. Jika saya bisa bertahan selama 10 tahun, ditengah gencarnya serangan pers, pengamat, parlemen dan lawan-lawan politik, itu antara lain juga disumbang oleh peran pers yang kritis,” ujarnya.
SBY meminta pers kembali pada jatidirinya sebagai pilar demokrasi. Kritik terhadap kinerja pemerintah harus lebih mendapatkan porsi.
“Saya yakin, rakyat kita rindu terhadap pers yang peduli, kritis, adil dan berimbang, serta bertanggung jawab. Tidak harus sekeras dan seganas dulu ketika mengkritisi pemerintah dan saya sebagai Presiden, karena hal begitu sebenarnya tidak baik, tetapi absen dan nyaris diamnya pers justru membahayakan kita semua. Satu hal, orang bijak mengatakan “janganlah kita selalu membenarkan yang kuat, tetapi perkuatlah kebenaran”. Ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh: