Jakarta, Aktual.com — Selain pengaruh internal politik yang menjadi masalah klasik sejak pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ternyata merosotnya kinerja kabinet Jokowi-JK pada kwartal pertama tahun 2015 juga dipengaruhi beberapa faktor yang dianggap dalam posisi mengancam.
Pengamat Ekonomi Politik, Salamuddin Daeng, menjelaskan beberapa faktor tersebut adalah keadaan ekonomi dunia yang sedang dalam keadaan bahaya, hal ini ditandai dengan bangkrutnya Eropa.
“Kepada keadaan dunia yang saat ini dalam keadaan bahaya seperi Eropa dalam keadaan krisis. Eropa sedikit bangkrut, seperti orang mabuk yang terus diberikan minuman keras. Jadi yang terbaca itu adalah krisis yang berat internasional, eropa sedang masalah,” Kata Salamudin dalam diskusi “Siapa Kena Reshuffle?” di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (5/7)
Diapaparkan Direktur Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia ini, kedua adalah ekonomi Asia yang juga sedang mengalami problem, misalnya seperti Tiongkok yang sedang menanggung hutang 2800 Triliun lantaran pengembangan ekonominya melalui bisnis properti.
“Menurut esimasi, kedepan cina tahun depan pertembuhan 6 persen dan terus menurun, Itu keadaan di Asia sekarang,” ungkapnya
Dibeberkan Salamudin Daeng berdasarkan hal itulah dilihat melalui neraca Indonesia dan Tiongkok tidak menghasilkan investasi yang masuk.
“Sehingga kalau kita lihat dinerca kita, tidak ada uang masuk dari cina. Bukan dia sendiri sekarat, jadi yang dikirim ke kita kertas, oke aku sudah dapat lisensi proyek aku ambil toh, aku pakai jaminan surat utang dan sebagainya. Makanya kalau kita lihat. Gak ada hasilnyan gak ada investasi,” pungkasnya
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby