Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi Titi Anggraini, menilai daerah dengan dua pasangan calon, memiliki potensi konflik paling besar dalam Pemilihan Kepala Daerah serentak 9 Desember.
“Saya sangat ‘concern’ dengan daerah yang hanya memiliki dua pasangan calon, kompetisinya akan lebih ketat daripada daerah yang pasangan calonnya banyak, sehingga potensi konfliknya besar,” ujarnya kepada media di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (8/12).
Menurut Titi, kompetisi yang kuat akan lebih mudah menciptakan “gesekan” di antara masing-masing pendukung calon pemimpin daerah.
Ia menuturkan konflik yang lebih besar, kemudian berpeluang terjadi ketika hasil rekapitulasi suara tidak sesuai dengan keinginan suatu kelompok.
Titi juga meyakini wilayah yang sebelumnya memiliki sengketa pencalonan kandidat, akan menjadi kawasan yang berpotensi terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Pilkada Serentak.
“Walaupun sengketa pencalonan yang lalu sudah selesai, saya rasa masih ada potensi ‘letupan’ penolakan sebuah kelompok menjelang hari pemungutan suara,” tuturnya.
Selain itu, ia juga menilai wilayah-wilayah petahana yang rawan pengerahan sumber daya publik dan negara, diprediksi dapat memunculkan kecurigaan suatu kelompok.
“Kondisi tersebut kemudian berpeluang memunculkan sentimen dari pihak lawan, yang akan menimbulkan masalah,” katanya.
“Daerah-daerah ini harus dipetakan pihak kepolisian,” tadasnya.
Artikel ini ditulis oleh: