Jakarta, Aktual.com — Badan Pengawas Pemilu Provinsi Jatim memetakan 10 daerah rawan konflik dari 19 pilkada yang digelar di daerah ini pada Desember 2015.

Ketua Bawaslu Jatim, Sufyanto, Selasa (25/8), mengatakan 10 daerah dikategorikan rawan karena minimnya jumlah pasangan calon kepala daerah yang dinyatakan lolos untuk maju pada pilkada serentak mendatang.

Ke-10 daerah rawan konflik tersebut antara lain, Trenggalek, Sumenep, Jember, Kediri, Banyuwangi, Tuban, Ngawi, Kota Blitar, Pacitan, dan Kota Surabaya.

“Daerah-daerah ini hanya diikuti oleh dua pasangan calon kepala daerah. Ini sangat berpotensi timbul konflik,” ujarnya saat berkunjung di Ngawi.

Menurut dia, hanya tersedianya dua pasangan calon di suatu daerah saat pilkada serentak membuat suhu politik dan sosial cenderung meningkat. Sebab itu peluang terjadinya konflik juga akan semakin besar.

Pihaknya telah memberikan penjelasan kepada para stakeholder di wilayah-wilayah tersebut untuk lebih waspada. Sehingga pilkada dapat tetap berlangsung aman dan lancar.

Sementara, Komisioner Panwalu Ngawi, Suyatno mengatakan, selain rawan konflik, Pilkada Ngawi juga rawan terjadi pelanggaran. Hingga kini pihaknya telah menerima sejumlah pengaduan yang menyatakan adanya dugaan pelanggaran.

“Kami sudah menerima laporan-laporan tentang adanya dugaan pelanggaran. Hingga kini masih kami dalami,” ujar Suyatno.

Terkait penetapan pasangan calon yang telah ditetapkan oleh KPU Ngawi, ia menyatakan ada waktu tujuh hari kedepan untuk mengadu ke Panwaslu setempat jika ada dugaan pelanggaran penyelenggaraan penetapan calon.

Seperti diketahui, Pilkada Ngawi 2015 akan diikuti oleh dua pasangan calon yang telah ditetapkan oleh KPU seempat. Yakni, nomor urut satu pasangan petahanan Budi Sulistyono-Ony Anwar yang didukung oleh PDIP, Golkar, PKS, PKB, Gerindra, PAN, Nasdem, Hanura, serta Demokrat.

Dan pasangan nomor urut dua dari jalur perseorangan, yakni pasangan Agus Bandono dan Adi Susilo.

Artikel ini ditulis oleh: